Minahasa, (Antaranews Sulut) - Puluhan orang dilaporkan terkena penyakit demam berdarah dengue(DBD) di Kabupaten Bolaang Mongondow, Provinsi Sulawesi Utara dan jumlah mereka terus bertambah.
"Penderita penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) Kabupaten Bolaang Mongondow (Bolmong) Provinsi Sulawesi Utara terus bertambah. Berdasarkan data hingga triwulan pertama 2018, sebanyak 32 warga Bolmong positif terserang penyakit berbahaya ini," kata Kepala Dinas Kesehatan Bolmong Sahara Albugis melalu Kabid Pencegahan, Pengendalian Penyakit kantor tersebut, Keswa Wiyono di Manado, Kamis.
Data tersebut terinci di Puskesmas Imandi 17 orang, Puskesmas Mopuya enam orang, Puskesmas Passi dua orang, berarti keseluruhan pada triwulan I sekitar 25 warga terserang DBD. Sementara, hingga April di Puskesmas Pusian sudah didapati tujuh orang positif DBD. Hingga April warga yang kena DBD mencapai 32 kasus. Hal ini sudah sangat memprihatinkan sehingga butuh respon cepat dari pemerintah daerah.ungkap warga di Dumoga raya.
Warga mengatakan di Kabupaten Bolmong daerah yang paling banyak terkena penyakit ini berada di dataran Dumoga. Hal ini dibuktikan dengan bertambahnya tiga kasus secara berturut-turut dalam waktu sepekan. Bahkan, dikhabarkan sudah ada yang meninggal yang diduga akibat menderita penyakit DBD.
"Pemerintah seharusnya cepat merespon ketika sudah mendapati ada warga yang positif DBD. Apa harus menunggu banyak korban kemudian ada tindakan," ungkap sejumlah warga Dumoga.
mengatakan kondisi cuaca, prilaku tidak hidup bersih dan sehat memicu munculnya penyakit dampak dari lingkungan tersebut. Diantaranya, DBD yang terjadi di beberapa wilayah salah satunya di Kecamatan Dumoga.
"Melihat kondisi ini, kami dari Dinkes langsung gerak cepat investigasi dan koordinasi dengan camat, Koramil dan Polsek setempat untuk menangani masalah yang terjadi, kami juga lakukan investigasi di sekolah untuk mempercepat informasi melalui guru dan siswa, selanjutnya ditemuakan pot bunga di ruang kelas yang airnya tidak dikontrol secara berkala, hal ini merupakan tempat perindukan aedes, ini sangat perlu diperhatikan," kata Wiyono.
Ia mengatakan Dinkes bersama camat Dumoga, Koramil dan Polsek bersama warga Dumoga I, Siniyung, Siniyung I dan Bumbungon telah melakukan kerja bakti masal. Sekaligus dilakukan fogging masal, dengan harapan jentik bisa lenyap dan nyamuk dewasa mati juga, karena lingkungan telah disterilkan.
Ia mengimbau masyarakat yang merasa demam disarankan segera melapor untuk penanganan lebih lanjut. "Kejadian sebelumnya, merupakan pengalaman dan pembelajaran kepada kita yang harus peduli dan tanggap terhadap kondisi lingkungan," katanya.
Sebanyak tujuh kasus DBD di Kecamatan Dumoga diantaranya Dumoga I empat kasus, Desa Siniyung dua kasus dan Desa Siniyung I satu kasus. Namun kata dia, untuk Desa Siniyung I adalah kasus impor. Sementara, dari semua pasien yang ada semua telah sembuh.
"Ada satu pasien dirujuk ke Manado karena kelainan jantung bukan DBD, dan satu warga yang dikabarkan meninggal kemarin adalah warga lansia bukan karena DBD, begitu juga anak-anak yang dikabarkan meninggal karena DBD, ternyata setelah diklarifikasi bukan DBD," ungkapnya.
Jadi kembali lagi ke diri sendiri, harus menjaga pola hidup bersih dan sehat supaya tidak terkena penyakit seperti DBD, kemudian kenali bagaimana cara untuk membuat nyamuk tidak berkembang biak, terutama pada tempat-tempat yang sering tertampung air.
(T.KR-MDY/B/G004/G004) 03-05-2018 11:35:20
"Penderita penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) Kabupaten Bolaang Mongondow (Bolmong) Provinsi Sulawesi Utara terus bertambah. Berdasarkan data hingga triwulan pertama 2018, sebanyak 32 warga Bolmong positif terserang penyakit berbahaya ini," kata Kepala Dinas Kesehatan Bolmong Sahara Albugis melalu Kabid Pencegahan, Pengendalian Penyakit kantor tersebut, Keswa Wiyono di Manado, Kamis.
Data tersebut terinci di Puskesmas Imandi 17 orang, Puskesmas Mopuya enam orang, Puskesmas Passi dua orang, berarti keseluruhan pada triwulan I sekitar 25 warga terserang DBD. Sementara, hingga April di Puskesmas Pusian sudah didapati tujuh orang positif DBD. Hingga April warga yang kena DBD mencapai 32 kasus. Hal ini sudah sangat memprihatinkan sehingga butuh respon cepat dari pemerintah daerah.ungkap warga di Dumoga raya.
Warga mengatakan di Kabupaten Bolmong daerah yang paling banyak terkena penyakit ini berada di dataran Dumoga. Hal ini dibuktikan dengan bertambahnya tiga kasus secara berturut-turut dalam waktu sepekan. Bahkan, dikhabarkan sudah ada yang meninggal yang diduga akibat menderita penyakit DBD.
"Pemerintah seharusnya cepat merespon ketika sudah mendapati ada warga yang positif DBD. Apa harus menunggu banyak korban kemudian ada tindakan," ungkap sejumlah warga Dumoga.
mengatakan kondisi cuaca, prilaku tidak hidup bersih dan sehat memicu munculnya penyakit dampak dari lingkungan tersebut. Diantaranya, DBD yang terjadi di beberapa wilayah salah satunya di Kecamatan Dumoga.
"Melihat kondisi ini, kami dari Dinkes langsung gerak cepat investigasi dan koordinasi dengan camat, Koramil dan Polsek setempat untuk menangani masalah yang terjadi, kami juga lakukan investigasi di sekolah untuk mempercepat informasi melalui guru dan siswa, selanjutnya ditemuakan pot bunga di ruang kelas yang airnya tidak dikontrol secara berkala, hal ini merupakan tempat perindukan aedes, ini sangat perlu diperhatikan," kata Wiyono.
Ia mengatakan Dinkes bersama camat Dumoga, Koramil dan Polsek bersama warga Dumoga I, Siniyung, Siniyung I dan Bumbungon telah melakukan kerja bakti masal. Sekaligus dilakukan fogging masal, dengan harapan jentik bisa lenyap dan nyamuk dewasa mati juga, karena lingkungan telah disterilkan.
Ia mengimbau masyarakat yang merasa demam disarankan segera melapor untuk penanganan lebih lanjut. "Kejadian sebelumnya, merupakan pengalaman dan pembelajaran kepada kita yang harus peduli dan tanggap terhadap kondisi lingkungan," katanya.
Sebanyak tujuh kasus DBD di Kecamatan Dumoga diantaranya Dumoga I empat kasus, Desa Siniyung dua kasus dan Desa Siniyung I satu kasus. Namun kata dia, untuk Desa Siniyung I adalah kasus impor. Sementara, dari semua pasien yang ada semua telah sembuh.
"Ada satu pasien dirujuk ke Manado karena kelainan jantung bukan DBD, dan satu warga yang dikabarkan meninggal kemarin adalah warga lansia bukan karena DBD, begitu juga anak-anak yang dikabarkan meninggal karena DBD, ternyata setelah diklarifikasi bukan DBD," ungkapnya.
Jadi kembali lagi ke diri sendiri, harus menjaga pola hidup bersih dan sehat supaya tidak terkena penyakit seperti DBD, kemudian kenali bagaimana cara untuk membuat nyamuk tidak berkembang biak, terutama pada tempat-tempat yang sering tertampung air.
(T.KR-MDY/B/G004/G004) 03-05-2018 11:35:20