Manado, (Antaranews Sulut) - Kepala Balai Besar Pengawas Obat dan Makanan (BPPOM) Manado, Sulawesi Utara (Sulut) Rustyawati mengharapkan pangan olahan "nol boraks" agar aman dikonsumsi masyarakat.

"Memang untuk pengawasan ada tiga pilar yaitu pelaku usaha, pemerintah dan masyarakat. Kita juga berharap masyarakat ikut mengawasi pangan olahan ini," ajak Rustyawati di Manado, Senin.

Pangan olahan yang dicampur bahan kimia berhahaya jenis boraks ini ditemukan instansinya bersama tim terpadu terdapat pada mie basah.

Mie basah ini, lanjut dia, banyak dikonsumsi masyarakat Kota Manado, sehingga dikhawatirkan akan membawa dampak buruk bagi kesehatan di kemudian hari.

Dia menjelaskan, pada awal Januari 2018 pada saat sidak di lapangan, dari sampel-sampel mie basah yang diambil, sebanyak 90 persen positif menggunakan boraks.

Angka itu, kemudian turun menjadi empat persen ketika diambil sampel lanjutan dari 49 produsen dan pedagang di bulan berikutnya.

"Kami berharap, pelaku usaha tidak mencampurkan boraks untuk pangan olahan kue, makanan ringan ataupun mie basah. Akumulasi boraks akan berbahaya bagi kesehatan," katanya.

Pelaku usaha, lanjut dia, diharapkan mematuhi komitmen yang ditandatangani bersama untuk tidak mencampurkan boraks pada mie basah.

"Apabila masih ada yang mencampur boraks pada mie basah, maka akan diproses hukum sesuai dengan Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2010 tentang Pangan," jelasnya.

Sebab, kata dia, setiap orang yang melakukan produksi pangan untuk diedarkan yang dengan sengaja menggunakan bahan tambahan pangan melampaui ambang batas maksimal yang ditetapkan atau bahan yang dilarang digunakan sebagai bahan tambahan pangan dipidana dengan pidana penjara paling lama lima tahun atau denda Rp10 miliar, tegas Rustyawati.***4***



(T.K011/B/Y008/Y008) 26-02-2018 14:29:18

Pewarta : Karel A Polakitan
Editor : Karel Alexander Polakitan
Copyright © ANTARA 2024