Manado, (AntaraSulut) - Pakar kelautan dari Univesitas Sam Ratulangi (Unsrat) Manado, Dr. Billy Wagey, mengatakan, nelayan Sulawesi Utara masih susah mendapatkan bantuan CSR dari perusahaan swasta maupun BUMN.

"Kesulitan mendapatkan bantuan CSR, dirasakan nelayan, karena tidak lahan seperti petani sehingga susah mendapatkannya," kata Wagey, dalam fokus grup diskusi badan komunikasi pertanggungjawaban perusahaan Sulut, di Manado, Kamis.

Dia mengatakan, sebenarnya ada potensi yang dimiliki nelayan tetapi rantai kesempatan justru jauh sehingga tak tersentuh oleh CSR perusahaan di Sulawesi Utara.

"Akibatnya, nelayan malah terlilit hutang, karena itu, meskipun laut Indonesia termasuk Sulawesi Utara kaya dengan ikan, tetapi nelayan masih miskin," katanya.

Wagey juga mengakui kalau hasil produksi perikanan juga tidak banyak tercatat sehingga tak jelas bagaimana perkembangan produksi maupun pengelolaanya.

Dia mengatakan, untuk meningkatkan kesejahteraan nelayan, maka perlu ada kerja sama antara pemerintah, pengusaha maupun akademisi sehingga bisa membuat terobosan untuk meningkatkan kesejahteraan nelayan.

Dia mengatakan, ada berbagai potensi pengembangan perikanan baik air tawar maupun laut di Sulawesi Utara, seperti mutiara hitam maupun putih, rumput laut dan ikan gabus di danau Tondano.

Tetapi menurutnya, itu juga belum menjadi solusi untuk meningkatkan kesejahteraan nelayan sehingga perlu sentuhan dari pengusaha dengan memberikan CSR sehingga bisa membangun dan mengembangkan masyarakat, bukan hanya sekadar bantu-bantu saja. 












Pewarta : Joyce Bukarakombang
Editor : Guido Merung
Copyright © ANTARA 2024