Manado, 20/11 (Antara) - Pengamat Ekonomi Universitas Indonesia Lana Soelistyoningnsih mengatakan pengendalian inflasi akan mampu mencegah ketidakstabilan politik.

"Pengendalian inflasi "wajib" untuk mencegah ketidakstabilan politik," kata Lana pada Pelatihan Wartawan Daerah Bank Indonesia 2017 di Jakarta, Senin.

Dia mengatakan ada tren turun inflasi yang ditengarai sebagai efek melambatnya ekonomi, yakni menurunnya pendapatan (daya beli) dan menurunnya permintaan.

"Sumber inflasi bersumber dari sisi permintaan," kata Lana pada kegiatan BI yang berlangsung 19-22 November di Jakarta.

Kebijakan pemerintah dalam stabilisasi harga membuat harga terjangkau melalui harga eceran tertinggi (HET) di tengah daya beli yang melemah, tetapi perlu dipertimbangkan dampak negatifnya bagi dunia usaha.

Lana mengatakan upaya membantu mendorong daya beli dengan bantuan sosial hanya bersifat temporer, karena itu diperlukan kegiatan usaha yang tumbuh dan penciptaan lapangan kerja untuk meningkatkan pendapatan masyarakat.

"Karena itu dana desa dan transfer daerah hendaknya diprioritaskan untuk penciptaan lapangan kerja," katanya.

Inflasi inti bisa menjadi "proxy" dari respon permintaan, yang terlihat melemah di tahun 2015 begitupun dengan penjualan ritel yang juga melemah.

"Melemahnya inflasi inti ini mengkonfirmasi melemahnya daya beli," jelasnya.

Inflasi yang bersumber dari permintaan, diantaranya karena kebijakan moneter ekspansi dengan menambah jumlah uang beredar, kebijakn ekspansi fiskal, naiknya pendapatan masyarakat.

Dorongan permintaan dari masyarakat, misalnya karena faktor musiman seperti puasa, lebaran, natal, dan tahun baru, perubahan selera, struktur demografi.

Ekspektasi terhadap harga di masa mendatang. Jika harga cedenrung naik, masyarakat akan beli sekarang. Saat ini banyak diskon, jadi belinya nanti-nanti saja.***3***

(T.KR-NCY/B/G004/G004) 20-11-2017 15:09:25

Pewarta : Nancy Lynda Tigauw
Editor : Guido Merung
Copyright © ANTARA 2024