Manado, (AntaraSulut) - Pemerintah Provinsi Sulawesi Utara (Sulut) mewaspadai ancaman kebakaran hutan dan lahan seperti yang pernah terjadi pada Oktober 2015.

"Saya meyakini bahwa apel siaga seperti yang dilakukan saat ini serta berbagai upaya positif lainnya yang dilakukan terencana dan berkelanjutan, akan menghindarkan daerah kita dari kebakaran hutan dan lahan," ujar Sekretaris Daerah Provinsi Sulut Edwin Silangen di Manado, Rabu.

Menurut dia, kemitraan pemerintah, lembaga swadaya masyarakat serta TNI-Polri yang dilandasi jiwa gotong royong dapat menjadi modal utama menyelamatkan kawasan hutan dan lahan.

"Hutan adalah kekayaan alam tak ternilai harganya yang merupakan anugerah dan karunia dari Tuhan Yang Maha Esa kepada kita. Kekayaan ini merupakan modal pembangunan nasional yang memiliki manfaat nyata bagi kehidupan dan penghidupan bangsa Indonesia," ujarnya.

Menyadari peran penting tersebut, kata dia, hutan kemudian harus diurus, dikelola dan dimanfaatkan secara seimbang melalui berbagai upaya perlindungan.

"Mari secara bersama-sama mencegah kerusakan hutan yang disebabkan oleh faktor manusia dan alam," ujarnya.

Kepala Badan Lingkungan Hidup era Gubernur Sinyo H Sarundajang itu berharap apel siaga menjadi dukungan nyata pencegahan dan pengendalian secara dini.

Kepala Dinas Kehutanan Daerah Sulawesi Utara Ir Herry Rotinsulu mengatakan, apel siaga ini merupakan bentuk kerja sama jajarannya dengan Balai Pengendalian Perubahan Iklim dan Kebakaran Hutan dan Lahan (BPPIKHL) Wilayah Sulawesi Kementerian Lingkungan Hidup RI.

Pada pertengahan Oktober 2015, Dinas Kehutanan Sulut memperkirakan seluas 5.683 hektare hutan dan lahan di provinsi berpenduduk lebih dari 2,5 juta jiwa itu hangus terbakar.

Kawasan hutan/lahan yang terbakar terdiri atas hutan konservasi, hutan lindung dan hutan produksi seluas 3.616 hektare dan di luar kawasan hutan dan lahan perkebunan seluas 2.067 hektare.***4***





(T.K011/B/E005/E005) 13-09-2017 14:39:35

Pewarta : Karel A Polakitan
Editor : Guido Merung
Copyright © ANTARA 2024