Tondano (AntaraSulut) - Penyakit kanker serviks atau biasa dikenal kanker leher rahim merupakan jenis penyakit paling mematikan nomor satu di Indonesia maupun Minahasa.

Penyakit ini menyerang daerah leher rahim yang disebabkan oleh virus HPV (human papilloma virus). Berawal dari leher rahim, apabila telah memasuki tahap lanjut, kanker ini bisa menyebar ke organ lain di seluruh tubuh.

Kabid SDM, Umum dan Komunikasi Publik BPJS Kesehatan Cabang Tondano Almira Pramita menjelaskan dari 98 peserta yang pernah melakukan pemeriksaan Inspeksi Visual dengan Asam Asetat (IVA) waktu  lalu, sembilan diantaranya harus melakukan pemeriksaan lanjut karena terindikasi menderita gejala kanker serviks.

"Kami merekomendasikan ke mereka untuk melakukan pemeriksaan lanjut agar bisa mendapatkan perawatan intensif," sampainya.

Dia menghimbau kepada para perempuan yang ada di Minahasa agar melakukan pemeriksaan secara rutin ke rumah sakit atau Puskesmas terdekat agar bisa mengetahui dan memastikan jika menderita kanker serviks.

Ketika dimintai keterangan, Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Minahasa dr Juliana Kaunang membenarkan data tersebut.

"Memang dari laporan yang kami terima ada sembilan perempuan yang terindikasi menderita serviks. Namun belum dinyatakan terkena kanker serviks, karena mereka hanya memerlukan pemeriksaan lanjutan," katanya.

Kemudian, mereka sudah diarahkan untuk melakukan pemeriksaan ke dokter ahli, supaya secepatnya mendapat perawatan serta pencegahan dini sebelum lebih berbahaya.

Ia pun menjelaskan bahwa awal gejala kanker serviks hampir tidak ada kecurigaan bahkan keluhan keputihan atau mengalami perdarahan setelah berhubungan seksual.

"Gejala lanjut dari kanker serviks ini adalah perdarahan di luar masa haid, jumlah darah haid tidak normal, pendarahan pada masa menopause (setelah berhenti haid) dan keputihan yang bercampur darah atau nanah," ungkapnya.

Kaunang menegaskan yang berisiko terkena kanker serviks adalah bagi yang menikah usia muda, melakukan hubungan seks usia muda, berganti-ganti pasangan, melahirkan banyak anak, pasangan (suami) yang tidak disunat, kurang menjaga kebersihan alat kelamin, mempunyai riwayat penyakit kelamin kronis dan sering mengalami keputihan.

"Bagi perempuan Minahasa sangat diharapkan pro aktif melakukan pemeriksaan ke Puskesmas atau rumah sakit agar bisa dicegah sebelum terlambat," tandasnya.

Pewarta : Martsindy Rasuh
Editor : Guido Merung
Copyright © ANTARA 2024