Tomohon, (AntaraSulut) - Sebanyak 148 warga Kota Tomohon, Sulawesi Utara terinfeksi "human immunodeficiency virus and acquired immune deficiency syndrome" (HIV/AIDS) hingga Desember 2016.
"Penyebaran sudah menyentuh semua lapisan masyarakat dengan berbagai faktor risiko," kata Wakil Wali Kota Syerly A Sompotan di Tomohon, Selasa.
Dari jumlah warga yang terinfeksi itu, kata Wali Kota, jumlah pengidap tertinggi terdapat pada faktor risiko lewat heteroseksual sebanyak 124 kasus, diikuti penggunaan jarum suntik dan lainnya.
Fenomena itu, menurut dia, menggerakkan Komisi Penanggulangan Aids (KPA) Kota Tomohon berupaya melakukan pencegahan, penanggulangan HIV-AIDS secara terpadu lintas sektor baik pemerintah, LSM maupun swasta dan seluruh lapisan masyarakat.
"Memang komunikasi, informasi dan edukasi penting dilakukan dan terintegrasi dengan program pencegahan, pengobatan, perawatan dan dukungan," ujarnya.
Wawali Syerly menambahkan, KPA memegang peran vital bertugas memimpin, mengkoordinasi dan menghimpun segenap sumber dana yang ada untuk menanggulangi HIV-AIDS.
Karena itu, semua pemangku kepentingan terkait baik pemerintah, kalangan swasta, organisasi kemasyarakatan dan organisasi kepemudaan bersama-sama bersinergi menanggulangi penyebaran HIV-AIDS sebagai wujud kepedulian kita terhadap sesama khususnya di Kota Tomohon, ajaknya.
"Mari secara bersama-sama kita memutus mata rantai epidemi HIV melalui perumusan bersama berbagai kegiatan serta menghilangkan stigma dan diskriminasi terhadap pengidap HIV/AIDS," katanya.***4***
(T.K011/B/G004/G004) 20-06-2017 20:46:37
"Penyebaran sudah menyentuh semua lapisan masyarakat dengan berbagai faktor risiko," kata Wakil Wali Kota Syerly A Sompotan di Tomohon, Selasa.
Dari jumlah warga yang terinfeksi itu, kata Wali Kota, jumlah pengidap tertinggi terdapat pada faktor risiko lewat heteroseksual sebanyak 124 kasus, diikuti penggunaan jarum suntik dan lainnya.
Fenomena itu, menurut dia, menggerakkan Komisi Penanggulangan Aids (KPA) Kota Tomohon berupaya melakukan pencegahan, penanggulangan HIV-AIDS secara terpadu lintas sektor baik pemerintah, LSM maupun swasta dan seluruh lapisan masyarakat.
"Memang komunikasi, informasi dan edukasi penting dilakukan dan terintegrasi dengan program pencegahan, pengobatan, perawatan dan dukungan," ujarnya.
Wawali Syerly menambahkan, KPA memegang peran vital bertugas memimpin, mengkoordinasi dan menghimpun segenap sumber dana yang ada untuk menanggulangi HIV-AIDS.
Karena itu, semua pemangku kepentingan terkait baik pemerintah, kalangan swasta, organisasi kemasyarakatan dan organisasi kepemudaan bersama-sama bersinergi menanggulangi penyebaran HIV-AIDS sebagai wujud kepedulian kita terhadap sesama khususnya di Kota Tomohon, ajaknya.
"Mari secara bersama-sama kita memutus mata rantai epidemi HIV melalui perumusan bersama berbagai kegiatan serta menghilangkan stigma dan diskriminasi terhadap pengidap HIV/AIDS," katanya.***4***
(T.K011/B/G004/G004) 20-06-2017 20:46:37