Bitung, (AntaraSulut) - Dalam Kitab Perjanjian Lama, Paskah menandakan Tuhan telah melewati rumah-rumah Israel di Mesir, sehingga menyelamatkan mereka (Keluaran 12:27) dan Dalam Perjanjian Baru Paskah menunjukkan pengorbanan Tuhan Yesus disalib.         
    Pengorbanan itu membebaskan manusia dari seluruh perbudakan dosa,  hal ini hanya terjadi bagi mereka yang percaya kepada-Nya. Paskah bisa disebutkan sebagai tindakan Allah mengasihi manusia, dengan mengorbankan anak-Nya yang tunggal yaitu Yesus Kristus dan 
pengorbanan ini bertujuan menyelesaikan dosa dan memberi keselamatan. 
    Dengan peristiwa kebangkitan dari antara orang mati, maka Allah telah melakukan pekerjaan pendamaian dengan diri-Nya  (II Korintus 5:18),  antara manusia dengan Dia, tidak ada lagi permusuhan, tembok dosa yang memisahkan kita dengan Dia, kini telah dirobohkan (Efesus 2:14). 
    Walikota Bitung Maximiliaan Jonas Lomban, SE, MSi saat menghadiri rangkaian kegiatan Jumat Agung dan Paskah di Kota Bitung menyampaikan bahwa Perayaan Paskah merupakan cerminan dari sikap mengasihi, sikap tulus dan ikhlas, prinsip-prinsip ini tetunya menjadi bingkai kehidupan sosial bagi semua khususnya segenap umat Kristiani. 
    "Paskah juga sering dimaknai sebagai perwujudan kemenangan membangun jembatan hati dan jiwa yang bersih serta rela berkorban bagi bangsa dan negara," kata Lomban.
    Menurut Lomban, Perayaan Paskah harus membangun keihklasan serta mendorong untuk meningkatkan rasa syukur sekaligus sebagai simbol keberhasilan dalam kehidupan bermasyarakat, Kota Bitung saat ini telah menggambarkan begitu tingginya kesadaran masyarakat dalam menjaga kerukunan antar umat beragama.
    Ia mengatakan, semua dapat dilihat dari kondisi Kota Bitung yang terus mengalami perkembangan yang positif, tidak hanya dari segi infrastruktur maupun ekonomi tetapi juga penerapan nilai-nilai sosial dalam masyarakat yang semakin berkembang.
    Senada dengan Lomban, Wakil Walikota Bitung Ir. Maurits Mantiri menyampaikan bahwa makna perayaan Paskah tentunya sangat mendalam dan perlu direnungkan setiap saat oleh segenap umat Kristiani serta diterjemahkan dalam konteks modern. 
    "Melalui perayaan Paskah tahun ini diharapkan seluruh masyarakat Kota Bitung mampu bersama-sama memelihara kerukunan sosial dengan hati yang bersih, ihklas dan toleran," tutur Mantiri.

Bukan Rutinitas
    Perayaan Paskah yang kita lakukan setiap tahun pada dasarnya bukanlah sekadar rutinitas gerejawi. Perayaan itu justru memiliki arti yang sangat penting. Beberapa hal yang dapat kita catat sebagai makna dari kebangkitan Yesus.
    Menurut Mantiri, kebangkitan Yesus membuktikan bahwa Ia adalah Allah yang berkuasa atas maut, dan kebangkitan Yesus membuktikan bahwa janji-Nya tidak pernah gagal atau diingkari. .
    Paskah menunjukkan adanya pengharapan bagi orang percaya, dengan kebangkitan Yesus dari kematian, maka kita dianugerahi hidup kekal. 
    Sekretaris Daerah Kota Bitung, Drs. Audy Pangemanan, AP, M.Si juga menyampaikan rasa terima kasih kepada seluruh masyarakat serta anggota TNI, Polri yang sudah menjaga setiap rangkaian kegiatan Paskah 2017 ini sehingga dapat terlaksana dengan baik.
    Atas nama Pemerintah Kota Bitung dan segenap masyarakat, Walikota Bitung bersama keluarga Lomban-Rawung, Wakil Walikota Bitung bersama keluarga Mantiri-Tangkudung serta Sekretaris Daerah Kota Bersama keluarga Pangemanan-Tinangon mengucapkan "Selamat Paskah, Tuhan Yesus Memberkati Kita Semua".***Advetorial***


Pewarta : Marlita Korua
Editor : Guido Merung
Copyright © ANTARA 2024