Manado, 6/12 (AntaraSulut) - Bank Indonesia (BI) fokus memperkuat resiliensi atau kemampuan untuk beradaptasi dan tetap teguh dalam situasi apa pun di Provinsi Sulawesi Utara (Sulut).

"Potensi Sulut sangat banyak untuk meningkatkan perekonomian daerah, namun masih perlu memperkuat resiliensi," kata Kepala BI Perwakilan Sulut Peter Jacobs dalam pertemuan tahunan perbankan di Grand Kawanua Convention Center, Kota Manado, Selasa.

Dalam pertemuan yang bertemakan Mengoptimalikan potensi, memperkuat resiliensi, diharapkan bisa menjadi masukkan kepada penentu kebijakan di Sulut maupun bagi pelaku ekonomi.

"Dalam pertemuan ini kami berbagi potensi dan berbagai hal yang dapat mendorong pertumbuhan ekonomi," kata Peter.

Dia mengatakan masih ada hambatan yang menghalangi akselerasi ekonomi Sulut, seperti kualitas SDM yang rendah, infrastruktur listrik yang belum memadai, runway bandara yang relatif pendek, produksi pertanian yang stagnan, industri yang tidak terdiversifikasi, dan potensi pariwisata yang tidak dimanfaatkan secara optimal.�

"Tapi dengan pembangunan prioritas yang ada di Sulut, lewat potensi prioritas ekonominya, yang berdampak 1,51 persen terhadap pertumbuhan ekonomi. Maka optimistis target pertumbuhan ekonomi 2021 sebesar 7 persen dapat terlampaui," tambahnya.

Wakil Gubernur (Wagub) Steven Kandouw mengatakan banyak regulasi yang menjadi penghambat dan tidak menguntungkan daerah.

"Contoh ekspor Sulut harus melalui Surabaya, itu merugikan daerah," ungkap wagub.

Begitu juga soal barang masuk tidak langsung melalui pelabuhan Bitung. Padahal pelabuhan Bitung sudah memadai.

"Bisa saja kan barang-barang tersebut masuk dulu di Sulut, kemudian disalurkan juga ke daerah tetangga, seperti ke Gorontalo atau Maluju Utara.

� Wagub mengatakan proyeksi ekonomi yang disajikan Bank Indonesia begitu positif bagi pembangunan daerah. Orang nomor dua di Sulut ini mengungkapkan, peluang ekonomi yang disajikan ditambah dengan terobosan yang dilakukan operasi daerah selesaikan kemiakinan (ODSK) akan teralisasi.

Pada triwulan III 2016, pembangunan ekonomi Sulut tercatat 6,01 persen, Bank Indonesia memproyeksi sepanjang tahun ini, Sulut akan mencatat pertumbuhan berkisar 6 hingga 6,4 persen.

"Terobosan harus dilakukan, koordinasi baik dengan pemerintah pusat dan teman-teman kabupaten/kota harus terus digalakkan," katanya dalam Pertemuan Tahunan Bank Indonesia 2016.

Dalam agenda ini, turut hadir Direktur Utama Bank Sulutgo Jeffry Dendeng, Kepala OJK Sulutgomalut Elyanus Pongsoda, Kepala KPPU Indonesia Timur, Kepala Perbankan Sulut, dan lainnya.***3***



(T.KR-NCY/B/G004/G004) 06-12-2016 21:38:26

Pewarta : Nancy Lynda Tigauw
Editor : Guido Merung
Copyright © ANTARA 2024