Bitung, (Antarasulut) - Prosesi adat etnis Minahasa membuka kegiatan internasional Festival Pesona Selat Lembeh (FPSL) 2016 di Pelabuhan Perikanan Aertembaga, Bitung, Sulawesi Utara, Kamis.

"Ritual adat tersebut dibagi menjadi tiga babak, pertama, penjemputan dan babak kedua pemberian persetujuan oleh para Waraney (para pejuang sejati) dari seluruh sub etnis Minahasa. Babak ketiga membawa seserahan," kata Ketua Adat Minahasa, Rinto Liando, di Bitung.

Liando mengatakan, kesembilan Waraney melambangkan sembilan sub etnik Minahasa antar lain sub etnis Tonsea, Toulour, Tombulu, Tountemboan dan Tounsawan serta Borgo.

Dia mengatakan, ritual adat ini sebagai bentuk ucapan syukur atas bentuk keselamatan yang diberikan oleh maha pencipta kepada masyrakat yang ada di Kota bitung.

"Terkait dengan ucapan syukur atas terselenggaranya (FPSL) 2016 dan Kota Bitung terus dijaga oleh para Warney," kata Rinto.

Sedangkan arak-arakan seserahan, kata Liando, dimulai dari batas masuk Kota Bitung yang disebut pintu Kota dan berakhir di Pelabuhan Perikanan Bitung Aertembaga.

Seserahan itu dibuang ke laut yang mengartikan ucapan syukur karena Maha Pencipta sudah menjaga tanah Minahasa termasuk Kota Bitung dari hal-hal yang tidak diinginkan.

"Teristimewa menjaga kegiatan ini sampai berakhir pada 10 Oktober sebagai puncak kegiatan," demikian Rinto.***1***



(T.KR-JHB/B/G004/G004) 06-10-2016 20:20:34

Pewarta : MARLITA KORUA
Editor :
Copyright © ANTARA 2024