Manado, (Antarasulut) - Warga Manado, etnis Bantik Minanga, menggelar festival budaya Bantik sekaligus peringatan wafatnya pahlawan nasional Robert Wolter Mangisidi di Manado, Senin.
"Festival ini adalah acara tahunan yang selalu kami gelar bersamaan dengan peringatan wafatnya, Robert Wolter Mongisidi, pahlawan nasional yang merupakan putra asli Bantik Minanga," kata Ketua lembaga pemangku adat anak suku Bantik Minanga, Reyno Bangkang, di lapangan Bantik Manado, Senin.
Bangkang mengatakan, berbagai acara digelar dalam festival tersebut dan diikuti oleh 11 kampung anak suku Bantik di Sulawesi Utara mulai dari Molas sampai Minanga Malalayang.
Dia menyebutkan, acara yang dilombakan dalam festival budaya Bantik 2016 tersebut antara lain adalah Mahamba dan Kabasaran, yang ditampilkan oleh generasi muda etnis tersebut.
Kolonel Inf. Ricky Winowatan, atas nama keluarga besar Robert Wolter Mongisidi membacakan, surat pahlawan nasional tersebut yang ditulis pada 27 Maret 1945 atau enam bulan sebelum dia dieksekusi mati Belanda.
"Ketakutan terhadap maut telah hilang dari padaku, jangan cemas atau gelisah sebab aku sendiri telah lalui segala ketakutan dan kegentaran," kata Winowatan mengutip isi surat RW Mongisidi kepada keluarganya.
Dia mengatakan, Mongisidi menjadi penghibur dan motivator bagi keluarganya, agar tidak larut dalam duka akibat konsekwensi hukuman mati yang diterimanya.
"Sebab baginya menerima grasi dari penjajah berarti mengingkari keyakinan akan kebenaran perjuangan yang dilakukan akan berubah menjadi kesalahan," katanya.
Menurut Winowatan, Mongisidi juga minta keluarganya agar tidak memohon grasi baginya sebab hal itu semata-mata adalah pertanggungannya dan dia telah menolak grasinya.
Sebab itu,dia mengajak seluruh warga Manado terutama generasi muda untuk mengikuti jejak pahlawan nasional tersebut, sebab merupakan sebuah langkah yang patut diteladani untuk mengisi kemerdekaan kedepan.***1***
(T.KR-JHB/B/G004/G004) 05-09-2016 20:36:24
"Festival ini adalah acara tahunan yang selalu kami gelar bersamaan dengan peringatan wafatnya, Robert Wolter Mongisidi, pahlawan nasional yang merupakan putra asli Bantik Minanga," kata Ketua lembaga pemangku adat anak suku Bantik Minanga, Reyno Bangkang, di lapangan Bantik Manado, Senin.
Bangkang mengatakan, berbagai acara digelar dalam festival tersebut dan diikuti oleh 11 kampung anak suku Bantik di Sulawesi Utara mulai dari Molas sampai Minanga Malalayang.
Dia menyebutkan, acara yang dilombakan dalam festival budaya Bantik 2016 tersebut antara lain adalah Mahamba dan Kabasaran, yang ditampilkan oleh generasi muda etnis tersebut.
Kolonel Inf. Ricky Winowatan, atas nama keluarga besar Robert Wolter Mongisidi membacakan, surat pahlawan nasional tersebut yang ditulis pada 27 Maret 1945 atau enam bulan sebelum dia dieksekusi mati Belanda.
"Ketakutan terhadap maut telah hilang dari padaku, jangan cemas atau gelisah sebab aku sendiri telah lalui segala ketakutan dan kegentaran," kata Winowatan mengutip isi surat RW Mongisidi kepada keluarganya.
Dia mengatakan, Mongisidi menjadi penghibur dan motivator bagi keluarganya, agar tidak larut dalam duka akibat konsekwensi hukuman mati yang diterimanya.
"Sebab baginya menerima grasi dari penjajah berarti mengingkari keyakinan akan kebenaran perjuangan yang dilakukan akan berubah menjadi kesalahan," katanya.
Menurut Winowatan, Mongisidi juga minta keluarganya agar tidak memohon grasi baginya sebab hal itu semata-mata adalah pertanggungannya dan dia telah menolak grasinya.
Sebab itu,dia mengajak seluruh warga Manado terutama generasi muda untuk mengikuti jejak pahlawan nasional tersebut, sebab merupakan sebuah langkah yang patut diteladani untuk mengisi kemerdekaan kedepan.***1***
(T.KR-JHB/B/G004/G004) 05-09-2016 20:36:24