Manado (ANTARA) - Di tengah birunya laut Bunaken, nama Febryo John Mewengkang sudah tak asing lagi. Lelaki asli Manado ini telah mengabdikan sebagian besar hidupnya untuk memperkenalkan keindahan bawah laut Indonesia ke mata dunia.
Namun di balik kesuksesan usahanya, tersimpan kisah perjuangan panjang yang penuh gelombang.
Selama 16 tahun hidup di Jakarta, Febryo meniti karier di berbagai bidang hingga akhirnya harus menghadapi kenyataan pahit ketika krisis moneter melanda pada 1998. Kehidupan di ibu kota tak lagi mudah.
Dengan tekad kuat, ia memutuskan kembali ke tanah kelahiran, Manado, dan melanjutkan usaha keluarga di sektor pariwisata.
Dari sanalah semuanya dimulai. Tahun 2001, Febryo memberanikan diri membuka usaha diving bernama Two Fish Diving Center di Bunaken Kota Manado, menyusul kemudian di Pulau Lembeh Kota Bitung dan Bali.
Bisnisnya berkembang pesat, menyerap ratusan tenaga kerja lokal, bahkan sempat melakukan ekspansi hingga ke Lombok. Ia percaya, pariwisata bahari Indonesia bisa menjadi salah satu sektor unggulan bangsa.
Namun badai besar datang di tahun 2020. Pandemi Covid-19 menghantam sektor pariwisata tanpa ampun. Wisatawan berhenti datang, hotel dan kapal tak lagi beroperasi. Febryo harus merumahkan seluruh karyawannya, ratusan orang yang selama ini menjadi bagian dari keluarganya di Two Fish.
“Saat itu rasanya seperti kehilangan napas,” kenangnya. “Semua tutup, termasuk cabang di Lombok yang baru saya bangun,”
katanya.
Meski sempat terpuruk, Febryo tak mau menyerah. Ketika tanda-tanda pemulihan mulai terlihat, ia mulai bangkit lagi. Ia berkeliling mencari pinjaman ke berbagai bank untuk menghidupkan kembali usahanya, namun banyak yang belum percaya pada potensi sektor pariwisata.
“Sampai akhirnya saya bertemu dengan pihak Bank BTPN, yang sekarang dikenal sebagai SMBC Indonesia,” ujar Febryo.
Dari sinilah titik balik kehidupannya dimulai, melalui dukungan pembiayaan dan pendampingan dari SMBC, ia perlahan-lahan kembali membangun Two Fish Diving Center, membuka peluang kerja bagi masyarakat, dan menghidupkan kembali denyut pariwisata di kawasan Bunaken dan sekitarnya.
“Saya sangat berterima kasih kepada SMBC Indonesia yang mempercayai saya untuk bangkit kembali,” ungkapnya dengan nada haru.
Sebagai pelaku pariwisata, ia melihat kepedulian SMBC terhadap UMKM sangat besar. Mereka tidak hanya memberikan modal, tapi juga kepercayaan dan semangat.
Kini, Febryo berharap pemerintah daerah turut mendukung dengan menyediakan infrastruktur penunjang seperti jalan dan listrik di kawasan wisata, agar sektor pariwisata Sulawesi Utara bisa tumbuh lebih kuat dan berkelanjutan.
Seperti dua ikan yang terus berenang di laut luas, Febryo John Mewengkang dan Two Fish Diving Center menjadi simbol ketangguhan, harapan, dan cinta pada laut yang tak pernah padam.
Communications and Daya Head SMBC Indonesia Andre Darusman mengatakan SMBC Indonesia akan terus hadir dan memberdayakan masyarakat dan nasabah.
Andre Darusman menjelaskan perjalanan transformasi SMBC Indonesia yang sebelumnya dikenal sebagai Bank BTPN.
SMBC Indonesia adalah nama baru dari PT Bank Tabungan Pensiunan Nasional Tbk (BTPN) setelah merger dengan PT Bank Sumitomo Mitsui Indonesia pada Februari 2019, sehingga menjadi bank devisa.
Bank ini menawarkan berbagai layanan perbankan, seperti tabungan, pinjaman, investasi, dan produk solusi keuangan untuk berbagai segmen nasabah, mulai dari individu termasuk pemilik aplikasi Jenius, pensiunan, pelaku UMKM, hingga korporasi.
Ia menjelaskan Bank SMBC melayani semua segmen yang ada di Indonesia, termasuk masyarakat pra-sejahtera yang memiliki keinginan untuk keluar dari kemiskinan.
Ketika nama bank ini diganti, pelayanan yang diberikan pihak bank pun terus ditingkatkan termasuk fasilitas yang disediakan hingga layanan digital untuk memberikan kenyamanan bagi semua nasabah dari berbagai sektor.
Saat ini SMBC Indonesia memiliki aset Rp234,4 triliun, memiliki lebih dari 11 juta nasabah di seluruh Indonesia.
Regional Business Leader Micro Business & Regional Head Indonesia Bagian Timur SMBC Indonesia Yusri Asri mengatakan pertumbuhan kinerja keuangan SMBC di Sulut sangat baik.
Yusri mengatakan SMBC adalah bank yang ramah manula, dimana kami menyediakan layanan kesehatan bagi para nasabah yang datang ke bank.
Ia menjelaskan salah satu layanan perbankan digital dari SMBC yakni Jenius, yang merupakan layanan digital pertama di Indonesia. Jenius adalah aplikasi perbankan digital dari Bank BTPN yang memungkinkan mengelola keuangan dengan mudah dari smartphone.