Manado, (AntaraSulut) - Ribuan umat Katolik Paroki Bunda Hati Kudus Yesus Rumengkor rela berjalan kaki tanpa alas kaki di atas aspal di tengah terik matahari guna mengikuti prosesi jalan salib hidup yang diperagakan para pelakon sebagaimana peristiwa dua ribu tahun silam.
"Kisah Sengsara Yesus diperagakan sebagaimana kejadian waktu itu, dengan maksud agar umat lebih mengenangkan sengsara dan wafat Yesus, menghormati salib dan mengenang kembali kelahirannya dari lambung Yesus yang tergantung di salib," kata Pastor Didi Andries MSC seusai jalan salib yang mendapat perhatian dari umat setempat.
Para pelakon terdiri dari umat wilayah rohani St Barnabas Rasul memperagakan prosesi penyaliban Yesus dengan penuh kesungguhan membuat acara tersebut sangat menyentuh umat yang menyaksikan peristiwa penyaliban Yesus.
Lokasi perbukitan yang menjadi tempat penyaliban Yesus dalam kegiatan ini semakin mendekatkan umat untuk bagaimana mengenangkan kembali Sengsara Yesus.
Ibadah Jumat Agung di gereja katolik, terdiri tiga bagian yakni liturgi sabda, penghormatan salib dan dilanjutkan dengan komuni.