Manado (ANTARA) - Tim SAR gabungan berhasil menemukan korban hilang di hutan Tutuyan, Kabupaten Bolaang Mongondow Timur, Sulawesi Utara dalam kondisi lemah.
"Unit pencarian dan pertolongan unit dua, pada hari Sabtu tanggal 12 Juli 2025, pukul 13:17 Wita mendeteksi panas tubuh di tepian sungai. Korban ditemukan dalam kondisi lemah tetapi sadar," kata Humas Kantor SAR Manado, Nuriadin Gumeleng di Manado. Minggu.
Dia mengatakan korban Jefry Tumuyu (57), penduduk Desa Kakenturan Barat, Kabupaten Minahasa Selatan, setelah dilakukan pemeriksaan medis awal, dievakuasi ke dan diserahkan kepada pihak keluarga untuk perawatan lanjutan.
Nuriadin menjelaskan korban sempat dilaporkan hilang selama dua hari di kawasan hutan Tutuyan, Kabupaten Bolaang Mongondow Timur, setelah terpisah dari enam rekannya saat berburu tikus hutan.
Kronologinya, pada Kamis (10/7) pukul 16:00 WITA korban bersama enam rekannya memasuki hutan Tutuyan.
Sampai di sungai, Jefry menyeberang sendirian, sementara rekan-rekannya memilih mengikuti jalur bukit, sejak saat itu, kontak visual dengan korban terputus.
Rekan-rekannya melakukan pencarian mandiri dan menemukan jejak korban di tepi sungai, namun jejak tersebut hilang tak jauh dari aliran sungai, sehingga kejadian dilaporkan ke Kantor SAR Manado.
Setelah menerima laporan, pada hari Sabtu pukul 07:00 Wita, tim gabungan membentuk dua Search & Rescue Unit (SRU).
SRU-1 menyisir jalur darat di area pencarian, sementara SRU-2 menelusuri aliran sungai menggunakan perahu karet serta drone thermal.
Pada pukul 13:17 WITA, SRU-2 mendeteksi panas tubuh di tepian sungai, korban ditemukan dalam kondisi lemah tetapi sadar.
Pada Minggu (13/7), pukul 02.00 WITA seluruh unsur SAR dinyatakan kembali ke satuan masing-masing, operasi resmi diusulkan ditutup.
Nuriadin mengatakan, unsur yang dilibatkan dalam operasi SAR tersebut yaitu Kantor SAR Manado (sembilan personel), Pos SAR Kotamobagu (empat personel), BPBD Kabupaten Boltim (lima personel), PMI Cabang Boltim (dua personel), pemerintah, masyarakat dan keluarga korban.
“Keberhasilan operasi ini berkat kerja sama erat unsur SAR, pemerintah daerah, dan masyarakat. Penggunaan drone thermal sangat membantu mempercepat penemuan korban,” kata Kepala Kantor SAR Manado, George L. M. Randang menambahkan.