Manado, 5/1 (Antara) � Aktivitas di pasar tradisional Pasar Langowan Kabupaten Minahasa Provinsi Sulawesi Utara (Sulut) belum terpengaruh dengan semburan debu vulkanik Gunung Soputan, artinya masih berjalan normal.

�Transaksi jual beli tetap berjalan lancar seperti biasanya, meskipun ada hujan debu,� kata Pemilik toko kebutuhan pokok di Pasar Langowan Patrice Sumilat, Selasa.

Patrice mengatakan pembeli datang ke pasar seperti biasanya tapi ada yang menggunakan masker, payung maupun jaket hujan karena untuk melindungi diri dari debu vulkanik tersebut.

Roy, pedagang di Pasar Langowan juga mengatakan hal yang sama, walaupun konsumen masih sedikit yang datang ke pasar namun kegiatan di Pasar Langowan masih berjalan normal.

�Apalagi debu vulkanik kali ini tidak seperti waktu-waktu lalu, dan juga ada hujan ringan sehingga debu tidak terlalu terasa,� jelasnya.

Memang di awal tahun, pengunjung di Pasar Langowan tidak sepadat waktu di akhir tahun, namun masih dikatakan kondisi normal.

Henny warga Desa Amongena Langowan mengatakan meskipun ada debu vulkanik tapi harus ke pasar untk membeli kebutuhan pokok.

�Walaupun ada debu letusan Gunung Soputan tapi saya harus ke pasar untuk membeli bahan makanan,� jelasnya.

Bupati Minahasa Jantje Wowiling Sajow mengatakan masyarakat harus waspada terhadap semburan debu vulkanik Gunung Soputan.

�Meskipun semburan debu vulkanik di Kabupaten Minahasa tak separah di Kabupaten Minahasa Tenggara, tapi masyarakat harus tetap waspada dan berhati-hati,� jelas Jantje.

Awan panas letusan yang keluar dari puncak gunung, dengan jarak luncuran mencapai 2.500 meter mengarah ke tenggara timur laut. Tinggi debu letusan mencapai 6.500 meter dengan warna kelabu tebal kemerahan ke arah barat daya.

Sementara itu Gunung Soputan mulai meletus pertama kali pada Senin (4/1) pada pukul 20:53 Wita, dan kembali meletus pada Selasa, pukul 06:38 Wita. Dan daerah yang paling berdampak yakni Kecamatan Langowan dan Kecamatan Kakas Barat, selain di Kabupaten Minahasa Tenggara.***3***




Pewarta : Nancy Lynda Tigauw
Editor : Guido Merung
Copyright © ANTARA 2024