Manado, (AntaraSulut) - PT Angkasa Pusa I Bandara Internasional Sam Ratulangi Manado di Provinsi Sulawesi Utara (Sulut) menyiapkan 107.000 ton air untuk memadamkan kebakaran lahan di daerah tersebut.

"Kebakaran di provinsi Sulawesi Utara (Sulut) sudah meluas dan harus segera dipadamkan agar tidak mengganggu aktivitas masyarakat di daerah tersebut. Kami mendukung penyediaan air sebanyak 107.000 ton," kata General Manager PT Angkasa Pusa I Bandara Internasional Sam Ratulangi Manado Halendra Waworuntu di Manado, Senin.

Halendra mengatakan Angkasa Pura I mendukung upaya Pemerintah Sulut memadamkan api khususnya di Kabupaten Minahasa Utara dan Kota Bitung.

"Saat ini pemadaman api selain dilakukan lewat darat juga melalui udara dan kami mendukung penyediaan air yang cukup banyak, berapapun yang diperlukan akan disiapkan," katanya.

Pemadaman api lewat udara sudah dilakukan sejak 24 Oktober 2015. Pada hari pertama tersebut ada lima kali penerbangan untuk pemadaman api di Gunung Klabat dan Gunung Dua Sudara.

"Hari pertama hanya lima kali dan hari kedua sebanyak 15 kali dan hari ketiga ini juga sebanyak 15 kali dan setiap kali berangkat pesawat membawa air sebanyak 3.000 liter," katanya.

Komandan Pangkalan Udara Sam Ratulangi Kolonel (Pnb) Djoko Tjahjono mengatakan luasan kebakaran di Gunung Klabat dan Gunung Dua Sudara sudah mencapai 5,5 kilometer persegi sehingga membutuhkan ribuan liter untuk memadamkannya.

"Kami terus berusaha memadamkan titik-titik api di kedua daerah tersebut agar segera padam sehingga air dicampur dengan kandungan kimia yang mampu memadamkan api hingga ke dasar tanah," katanya.

Di Provinsi Sulut ada seluas 18.435 hektare tanah baik hutan maupun lahan yang terbakar dan tersebar di 15 kabupaten dan kota.

"Untuk luasan hutan di Sulut yang terbakar sebesar 5.870 hektare dan lahan perkebunaan seluas 12.565 hektare," katanya.

Penjabat Gubernur Sulut Sonny Sumarsono mengatakan pemdaman api selain dilakukan lewat udara juga dilakukan lewat darat, yakni sebanyak 850 personel.

"Saya akan memantau terus sehingga titik-titik api bisa padam secepatnya agar tidak mengganggu lalu lintas penerbangan di Sulut," kata Sonny.

Sonny mengatakan jika bandara ditutup karena kabut asap maka kerugiannya cukup besar dan mempengaruhi semua sektor yang ada. ***4***



(T.KR-NCY/C/S023/S023) 26-10-2015 18:57:24

Pewarta : Nancy Lynda Tigauw
Editor :
Copyright © ANTARA 2024