Manado, 9/7 (Antara) - Yayasan Kasih tanpa batas dari Muslim United Stade (US) Amerika mendorong anak-anak yatim dalam panti asuhan di Kota Manado Provinsi Sulawesi Utara (Sulut) agar mandiri.
     
"Kami yang tergabung dalam Jalinan kasih tanpa batas dari Muslim US untuk Indonesia, atau warga Muslim US siapkan skills training anak panti asuhan Manado untuk mandiri," kata Ketua Yayasan Kindness And Care Beyond Borders Salahuddeen Abdul Kareem di Manado, Kamis.
     
Dia mengatakan kegiatan ini dilakukan agar supaya anak-anak dalam panti asuhan setelah dewasa nanti bisa mandiri dan mampu menghidupi dirinya.
     
"Jalinan kasih tanpa batas menjadi slogan kami untuk berbagi dan menunjukan rasa cinta serta peduli terhadap anak-anak yang sangat istimewa ini," kata Kareem.
     
Kareem mengatakan dirinya melihat secara langsung, ikut merasakan bahkan bermain bersama menjadi hal rutin dilakuan meski hanya setahun sekali setiap kami pulang kampung ke Manado, jarak yang jauh tidak menjadi hambatan untuk tetap mengingat anak-anak kami tercinta," jelasnya.
     
Jalinan kasih tanpa batas ini, katanya, telah kami lakukan sejak tiga tahun lalu, berawal dari kunjungan keluarga yang rutin kami lakukan menjelang bulan puasa yang bertepatan dengan waktu liburan.
     
Tiga tahun lalu panti asuhan yang kami kunjungi berjumlah dua dan sejak itu Kami terus mencari yang akhirnya bertambah dari tahun ke tahun hingga saat ini sebanyak 10 panti asuhan.
     
"Kami sering sharing dengan pengurus panti, karena rasa ingin tahu, begitu pula terhadap anak anak tersebut, apa yang mereka impikan untuk masa depan mereka, tujuan mereka karena sebagian memiliki impian yang besar seperti tentara, guru, polisi, pengacara, namun ada juga yang mengatakan tergantung keadaan mereka, sementara pengasuh mereka mengatakan bantuan yang di berikan pemerintah tidaklah mencukupi," jelasnya.
     
Contoh, di salah satu panti yang memiliki 190-an anak, pemerintah memberikan bantuan Rp3.000 per anak per hari untuk 40 anak dan sisanya mereka mengandalkan bantuan dari penyumbang yang lain, ada juga yang mengatakan mereka menerima bantuan sekitar Rp20 hingga Rp30 juta per tahun untuk 50 hingga 190 anak.
     
"Miris memang tapi ini adalah kenyataan, sejak saat itu kami memutuskan menghubungi kerabat dan teman dekat kami untuk bisa sharing apa yang mereka bisa dan sekitar enam bulan lalu atas anjuran teman kami mendirikan non profit organisasi yakni kindness and care beyond borders Inc," jelasnya.
     
Sejak tiga tahun terakhir ini kami telah memberikan bantuan di beberapa panti asuhan di kota Bogor serta Manado. Untuk wilayah Bogor kami membantu merenovasi bangunan serta keperluan lainnya yang di butuhkan panti tersebut.
     
Sedangkan di Kota Manado bantuan tersebut disalurkan di beberapa panti asuhan seperti Sitti Khadijah, Al Ikhwan, Ar Rahma, An Nur, Assallam, Darul sahada, Darul istiqomah  dan kami pun masih mencari beberapa panti lainnya agar tetap berkelanjutan.
     
Bantuan yang di berikan, seperti ikut merenovasi tempat tinggal di dua lokasi yakni An nur dan siti khadijah serta pembuatan tanggul dan lainnya yakni tempat tidur, mesin cuci, Mesin jahit,kulkas serta keperluan pendidikan dan kebutuhan lainnya sesuai apa yang mereka butuhkan.
     
"Kami berkeinginan anak-anak ini memiliki keahlian dan kelak nanti bisa mandiri dengan bekal keahlian yang disiapkan semisal kursus menjahit, bengkel, komputer atau keahlian lainnya sesuai kemampuan mereka dan kami yang menyiapkan melalui Kindness and care beyond borderss Inc," jelasnya.
     
Dia mengatakan ada beberapa anak yang sudah dikuliahkan ke Makasar dan di Stain Manado dengan harapan setelah selesai nanti bisa mendidik anak-anak di panti asuhan tersebut.
     
Ke depan nanti kami masih berusaha untuk menyiapkan dokter dengan memberikan pemeriksaan kesehatan buat mereka, serta ahli kejiwaan/psikologi anak untuk membangun dan menguatkan mental mereka, dengan tujuan mereka tetap merasa seperti anak-anak lainnya yang memiliki keluarga lengkap .
     
Suatu kelegaan satiap balik ke United State kami tidak balik dengan tangan kosong karena punya segudang kisah untuk menceritakan apa yang terjadi karena mereka adalah anak-anak kami," jelas Kareem.***4***

Pewarta : Nancy Lynda Tigauw
Editor : Guido Merung
Copyright © ANTARA 2024