Beijing (ANTARA) - Pemerintah China mengonfirmasi ketiga warganya yang sebelumnya ditahan di Amerika Serikat (AS) dapat kembali ke China.
"Melalui upaya tak henti-hentinya dari pemerintah China, tiga warga negara China yang ditahan secara salah oleh AS telah kembali dengan selamat ke China," kata Juru Bicara Kementerian Luar Negeri China Mao Ning dalam konferensi pers di Beijing pada Kamis (28/11).
Hal tersebut menurut Mao Ning menunjukkan bahwa China tidak akan menyerah untuk kepentingan warga negaranya.
"Tanah air akan selalu mendukung mereka. Saya ingin menekankan bahwa China tetap menentang keras penindasan dan penganiayaan yang bermotif politik oleh AS terhadap warga negara China dan akan terus mengambil semua tindakan yang diperlukan untuk membela hak dan kepentingan warga negara China yang sah dan sesuai hukum," tambah Mao Ning.
Di antara mereka yang dipulangkan dari AS, menurut Mao Ning, adalah seorang buronan yang melarikan diri ke AS bertahun-tahun lalu dan saat ini telah dipulangkan ke China.
"Tidak seorang pun dapat lolos dari keadilan, dan tidak ada tempat di bumi yang dapat menjadi tempat berlindung yang aman selamanya bagi kejahatan," tegas Mao Ning.
Mao Ning menyebut pemerintah China akan melanjutkan upayanya untuk memulangkan para buronan dan memulihkan hasil kejahatan mereka, dan tidak akan berhenti sampai mereka semua diadili.
Selain itu, AS juga disebut telah menurunkan peringatan perjalanan ke China dari dari "level 3" ke "level 2".
"China mengetahui penyesuaian yang dilakukan AS dan yakin bahwa hal tersebut kondusif bagi kunjungan timbal balik yang normal antara warga kedua negara. Kami berharap AS akan berbuat lebih banyak untuk memfasilitasi pertukaran budaya dan antarwarga antara kedua negara," kata Mao Ning.
Dalam pemberitaan media disebutkan pemerintah AS mengirimkan kembali tidak warga China yang sebelumnya ditahan di AS.
Ketiganya yaitu Xu Yanjun yang ditangkap di Belgia pada 2018 dan kemudian dihukum 20 tahun penjara karena tuduhan pencurian rahasia dagang; Ji Chaoqun yang dijatuhi hukuman delapan tahun penjara juga karena tuduhan spionase terkait informasi penerbangan dan satelit dan Jin Shanglin, mantan mahasiswa doktoral di AS yang dijatuhi hukuman delapan tahun penjara pada Juli 2022 karena pornografi anak.
Sebagai gantinya, pemerintah AS telah mengumumkan bahwa tiga warga Amerika telah dibebaskan dari tahanan di China.
Ketiganya adalah John Leung, seorang warga Hong Kong-Amerika yang dijatuhi hukuman penjara seumur hidup oleh pemerintah China karena spionase dan telah ditahan selama tiga tahun; Kai Li, pengusaha Amerika yang juga dijatuhi hukuman 10 tahun penjara karena spionase sektor pertahanan dan sudah ditahan selama delapan tahun; dan Mark Swidan, pengusaha, artis, dan fotografer Amerika yang dijatuhi hukuman mati karena perdagangan narkoba dan telah ditahan selama 12 tahun. Ketiganya sudah berada di dalam pesawat untuk kembali ke AS saat pengumuman itu dilakukan.
Pertukaran tahanan tersebut dianggap menjadi terobosan diplomatik yang langka antara kedua negara khususnya dalam tujuh pekan sebelum berakhirnya masa jabatan Presiden Biden.
Gedung Putih menyebut Presiden AS Joe Biden meminta agar warga negara Amerika yang ditahan dengan cara yang salah dikembalikan ke AS ketika Biden bertemu dengan Presiden China Xi Jinping pada sela-sela KTT APEC Peru, pada pertengahan November.
Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken juga mendorong pembebasan ketiga warga AS itu saat bertemu dengan Menteri Luar Negeri China Wang Yi di New York pada September 2024.
Setelah pengembalian ketiga warga AS tersebut, AS pun menurunkan peringatan perjalanan ke China.
Pada 2023, Departemen Luar Negeri AS menaikkan peringatan perjalanannya ke China daratan dari level 2 "exercise increased caution" (meningkatkan kewaspadaaan) menjadi level 3 "reconsider travel" (mempertimbangkan ulang perjalanan" karena "penegakan hukum setempat yang sewenang-wenang, termasuk yang terkait dengan larangan keluar dan risiko penahanan yang keliru".
Sekarang, peringatan itu direvisi dari "level 3" menjadi "level 2" meski masih mencakup penyebutan larangan keluar.