Ratahan, 29/6 (Antara) - Warga di Minahasa Tenggara Provinsi Sulawesi Utara (Sulut) mulai mengeluhkan keberadaan elpiji tiga kilogram (kg) di sejumlah pangkalan yang sering mengalami kekosongan.

"Ini sudah hampir seminggu kosong terus kalau kita mau beli di pangkalan, pada hal sering kita lihat ada truk pemasok elpiji yang masuk," kata Emi Wenur warga Ratahan, Senin.

Dia menduga pangkalan elpiji ini sengaja tak menjual ke warga melainkan menjual kembali elpiji ini ke para pedagang eceran di wilayah tersebut.

"Tapi herannya kalau kita ambil di warung atau di toko-toko elpijinya tak pernah kosong, kami menduga pihak pangkalan yang menjual ke mereka, sedangkan kalau sudah di pedagang harganya sudah lebih mahal," katanya.

Selain itu, Emi menyesalkan langkah pemerintah kabupaten yang tak rutin melakukan pengawasan terhadap pangkalan-pangkalan nakal ini.

"Selalu pemerintah sampaikan nanti akan dilakukan inspeksi mendadak (Sidak). Tetapi itu sama tidak pernah dilakukan, pihak pemerintah hanya bicara-bicara saja, tapi tidak ada tindakan nyata di lapangan," katanya.

Ia pun berharap pemerintah dengan perannya dan melakukan kontrol dan pengawasan ke seluruh pelaku usaha elpiji di daerah ini.

Kepala Bagian Perekonomian Setkab Minahasa Tenggara Budi Raranta mengaku akan segera turun ke lapangan untuk menindaklanjuti laporan dari warga tersebut.

"Kami akan segera ke lapangan untuk memastikan hal tersebut. Selain itu kami dari pemerintah telah menegaskan ke para pangkalan agar melayani masyarakat yang melakukan pembelian elpiji, jika kedapatan ada pangkalan nakal tentunya akan ada sanksi tegas," ujar dia.

Pewarta : Arthur Karinda
Editor : Guido Merung
Copyright © ANTARA 2024