Malinau, Kalimantan Utara, 22/6 (Antara) - Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) mendorong Pemerintah Kabupaten/Kota untuk memiliki peneliti sendiri guna memperkuat perlindungan  keanekaragaman hayati dari pencurian pihak asing.

"Daerah, termasuk seperti Malinau ini perlu memiliki peneliti sendiri untuk lindungi kekayaan hayati yang dimiliki, agar tahu juga jika ada peneliti asing yang datang," kata Kepala LIPI Iskandar Zulkarnain usai melakukan pertemuan dengan Wakil Bupati Malinau Topan Amarullah di Malinau, Kalimantan Utara (Kaltara), Senin.

Selain itu, dengan adanya peneliti maka keanekaragaman hayati daerah semakin lebih tergarap dan akhirnya termanfaatkan.

Karena itu pula penting untuk Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) memiliki peneliti sendiri.

Deputi Ilmu Pengetahuan Hayati LIPI Enny Sudarmonowati mengatakan sesuai dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri (Permendag) Nomor 20 Tahun 2011 tentang Pedoman Penelitian dan Pengembangan di Lingkungan Kementerian Dalam Negeri dan Pemerintahan Daerah memang disebutkan syarat bahwa kabupaten/kota harus ada peneliti.

         "Jadi badan litbang (penelitian dan pengembangan--red) di daerah juga diminta untuk menyortir izin penelitian oleh asing. Bapak juga jangan percaya saja walau peneliti asing tersebut sudah terhubung dengan universitas di daerah, karena kadang universitas senang ada publikasi internasional padahal dia tidak tahu ada keanekaragaman hayati yang dilindungi diambil," katanya.

         Ia mengatakan selalu mewanti-wanti Pemerintah Daerah yang memiliki wilayah perbatasan untuk mengecek kembali visa yang dipegang para peneliti asing yang datang.  
    "Cek dulu jangan-jangan mereka datang ambil daun, batang atau apa. Kalau di sini ada penelitinya, saya dorong agar ada penelitinya, jadi bisa menyaring peneliti asing yang masuk itu," ujar dia.

         Wakil Bupati Malinau Topan  Amirullah mengatakan banyak tumbuhan obat lokal yang oleh masyarakat Malinau memang diketahui memiliki khasiat, seperti jenis daun yang mampu menghancurkan batu ginjal tanpa operasi, namun belum pernah diteliti lebih lanjut manfaat sesungguhnya.

         "Sayangnya tidak ada penelitinya memang. Padahal memang ini bisa jadi peluang kita di Malinau," ujar dia.

   

Pewarta :
Editor :
Copyright © ANTARA 2024