Manado (ANTARA) - Perwakilan Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Sulawesi Utara bersama Universitas Sam Ratulangi (Unsrat) Manado menandatangani kerja sama memperkuat program pembangunan keluarga, kependudukan, dan keluarga berencana.
“BKKBN Sulut telah menandatangani MoU (nota kesepahaman) bersama dengan Unsrat Manado, kerja sama ini bertujuan memperkuat program pembangunan keluarga, kependudukan, dan keluarga berencana melalui tri dharma perguruan tinggi,” kata Kepala Perwakilan BKKBN Sulut D Tino Tandaju pada acara "Pemberdayaan Kelompok Masyarakat di Kampung Keluarga Berkualitas" di Manado, Jumat.
Dia menjelaskan BKKBN Sulut terus membangun kemitraan dengan para pemangku kepentingan, meningkatkan pemberdayaan masyarakat, dan kerja sama dalam rangka percepatan penurunan angka stunting di provinsi berpenduduk lebih dari 2,6 juta jiwa tersebut.
Ia mengatakan sejumlah program utama yang dirancang untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia (SDM) dan kesejahteraan masyarakat.
Program-program ini termasuk Dapur Sehat Atasi Stunting (Dashat), pendampingan keluarga berisiko stunting, Bapak Asuh Anak Stunting (BAAS), serta intervensi bagi anak-anak stunting dan keluarga yang rentan terhadap stunting.
“Pemberdayaan ini diharapkan mampu mendorong masyarakat berperan aktif dalam aspek kesehatan, gizi, dan pendidikan guna menurunkan angka stunting di wilayahnya, termasuk peran perguruan tinggi,” kata dia.
Rektor Unsrat Oktavian Berty Alexander Sompie memberikan apresiasi atas kerja sama dengan BKKBN Sulut tersebut.
“Unsrat komitmen dalam mendukung program percepatan penurunan stunting melalui pendidikan, penelitian, dan pengabdian kepada masyarakat,” katanya.
Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) Sulut Elvira Mercy Katuuk berharap, kerja sama ini menjadi langkah konkret dalam meningkatkan kualitas hidup masyarakat dan menurunkan angka stunting di Sulawesi Utara.
Pada kegiatan tersebut, Perwakilan BKKBN Sulut juga memberikan Bantuan Alat Teknologi Tepat Guna (ATTG) kepada Kelompok UPPKA di 15 kabupaten/kota di Sulawesi Utara.
Angka prevalensi stunting provinsi berpenduduk lebih dari 2,6 juta jiwa tersebut sebesar 21,3 persen atau naik 0,8 persen dari tahun 2022 sebesar 20,5 persen.
Meski terjadi kenaikan, angka prevalensi stunting Sulut masih di bawah angka nasional 21,5 persen.
“BKKBN Sulut telah menandatangani MoU (nota kesepahaman) bersama dengan Unsrat Manado, kerja sama ini bertujuan memperkuat program pembangunan keluarga, kependudukan, dan keluarga berencana melalui tri dharma perguruan tinggi,” kata Kepala Perwakilan BKKBN Sulut D Tino Tandaju pada acara "Pemberdayaan Kelompok Masyarakat di Kampung Keluarga Berkualitas" di Manado, Jumat.
Dia menjelaskan BKKBN Sulut terus membangun kemitraan dengan para pemangku kepentingan, meningkatkan pemberdayaan masyarakat, dan kerja sama dalam rangka percepatan penurunan angka stunting di provinsi berpenduduk lebih dari 2,6 juta jiwa tersebut.
Ia mengatakan sejumlah program utama yang dirancang untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia (SDM) dan kesejahteraan masyarakat.
Program-program ini termasuk Dapur Sehat Atasi Stunting (Dashat), pendampingan keluarga berisiko stunting, Bapak Asuh Anak Stunting (BAAS), serta intervensi bagi anak-anak stunting dan keluarga yang rentan terhadap stunting.
“Pemberdayaan ini diharapkan mampu mendorong masyarakat berperan aktif dalam aspek kesehatan, gizi, dan pendidikan guna menurunkan angka stunting di wilayahnya, termasuk peran perguruan tinggi,” kata dia.
Rektor Unsrat Oktavian Berty Alexander Sompie memberikan apresiasi atas kerja sama dengan BKKBN Sulut tersebut.
“Unsrat komitmen dalam mendukung program percepatan penurunan stunting melalui pendidikan, penelitian, dan pengabdian kepada masyarakat,” katanya.
Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) Sulut Elvira Mercy Katuuk berharap, kerja sama ini menjadi langkah konkret dalam meningkatkan kualitas hidup masyarakat dan menurunkan angka stunting di Sulawesi Utara.
Pada kegiatan tersebut, Perwakilan BKKBN Sulut juga memberikan Bantuan Alat Teknologi Tepat Guna (ATTG) kepada Kelompok UPPKA di 15 kabupaten/kota di Sulawesi Utara.
Angka prevalensi stunting provinsi berpenduduk lebih dari 2,6 juta jiwa tersebut sebesar 21,3 persen atau naik 0,8 persen dari tahun 2022 sebesar 20,5 persen.
Meski terjadi kenaikan, angka prevalensi stunting Sulut masih di bawah angka nasional 21,5 persen.