Sitaro, 25/5 (Antara) - Warga Siau Kabupaten Siau Tagulandang Biaro (Sitaro), Sulawesi Utara khawatir akan terjadi banjir lahar dingin dari gunung api Karangetang jika hujan deras mengguyur sekitar gunung yang terus mengeluarkan material vulkanik ini.

"Baru hujan sebentar saja sudah ada tanda-tanda akan banjir dari kali yang dipenuhi material pasir bebatuan dan lumpur, apalagi kalau hujan deras seharian," tutur Endang, warga dusun Kora-Kora Kecamatan Bebali, Senin.

Ia bersama puluhan keluarga dusun Kora-Kora hingga saat ini masih mengungsi di gedung Museum Ulu sejak Karangetang erupsi pada 7 Mei yang lalu. Rumah kediaman mereka saat ini masih kosong sejak mereka diungsikan.

"Memang aktifitas gunung mulai menurun tapi kami tidak berani kembali ke rumah karena takut material akan menerjang perkampungan kami kalau hujan. Rumah kami bisa jadi sasaran hantaman banjir lahar dingin," tutur dia.

Hujan ringan pada Sabtu dan Minggu kemarin membuat cemas warga Bebali, dan sejumlah kelurahan di kota Ulu akibat debit air bercampur material vulkanik dan lumpur mengalir deras di kali Keting, Kahetang, dan Batuawang.

"Warga yang bermukim di pinggiran bantaran kali langsung mengungsi karena kuatir jangan-jangan material terbawa air hujan dan menerjang rumah kami," kata Stenly Gaghunting, warga dusun Hekang Kelurahan Tatahadeng, Siau Timur.

Jembatan di dusun dalam radius empat kilometer puncak Karangetang ini hampir rusak karena dipenuhi matrial batu pasir bercampur lumpur yang terbawa air hujan dengan intensitas rendah dan tidak berlangsung lama.

Ketua Pos Pengamatan Gunung Api Kaarangetang, Yudia Tatipang mengatakan, saat ini terdapat ribuan kubik material yang tertahan di radis sekira 3,5 kilometer dari kawah, pada kali Batuawang, Kahetang dan Keting.

"Keberadaan material yang terus saja bertambah ini, menjadi potensi lahar dingin yang bisa melintas di tiga kali yang terus dialiri lahar dalam sebulan terakhir," katanya.

Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Sitaro, Carlton Bob Wuaten mengaku pihaknya terus memantau potensi bencana banjir material vulkanik Karangetang.

"Karena itu kami terus menghimbau warga untuk tidak beraktifitas di sekitar daerah aliran kali yang berhulu di Karangetang. Pemukiman sekitar bantaran juga selalu diingatkan agar meningkatkan kewaspadaan, apalagi saat hujan deras," katanya.

Pewarta : Fidel Malumbot
Editor : Guido Merung
Copyright © ANTARA 2024