Jakarta (ANTARA) -
Nilai tukar (kurs) rupiah terhadap dolar AS pada perdagangan Kamis, diproyeksikan merosot setelah data pekerjaan Amerika Serikat (AS) Automatic Data Processing (ADP) yang lebih kuat dari perkiraan.
Pada awal perdagangan Kamis, rupiah dibuka tergelincir 65 poin atau 0,42 persen menjadi Rp15.333 per dolar AS dari sebelumnya sebesar Rp15.268 per dolar AS.
"Rupiah diperkirakan masih akan melemah terhadap dolar AS yang melanjutkan penguatan setelah data pekerjaan AS ADP yang lebih kuat dari perkiraan,," kata analis mata uang Lukman Leong saat dihubungi ANTARA di Jakarta, Kamis.
Lukman menuturkan ADP menambahkan 143 ribu pekerjaan, lebih baik dari perkiraan untuk 120 ribu pekerjaan.
Selain itu, situasi yang memanas di Timur Tengah juga terus mendukung penguatan dolar AS. Iran yang meluncurkan rudal balistik ke Israel, merespons kematian pemimpin Hizbullah.
Ia memperkirakan nilai tukar rupiah berkisar di rentang Rp15.275 per dolar AS hingga Rp15.400 per dolar AS.
"Rupiah diperkirakan masih akan melemah terhadap dolar AS yang melanjutkan penguatan setelah data pekerjaan AS ADP yang lebih kuat dari perkiraan,," kata analis mata uang Lukman Leong saat dihubungi ANTARA di Jakarta, Kamis.
Lukman menuturkan ADP menambahkan 143 ribu pekerjaan, lebih baik dari perkiraan untuk 120 ribu pekerjaan.
Selain itu, situasi yang memanas di Timur Tengah juga terus mendukung penguatan dolar AS. Iran yang meluncurkan rudal balistik ke Israel, merespons kematian pemimpin Hizbullah.
Ia memperkirakan nilai tukar rupiah berkisar di rentang Rp15.275 per dolar AS hingga Rp15.400 per dolar AS.