Manado (ANTARA) - Rumah Sakit Budi Setia Langowan Kabupaten Minahasa bekerja sama dengan Palang Merah Indonesia (PMI) melakukan kegiatan donor darah guna memenuhi kebutuhan darah di Provinsi Sulawesi Utara.
"Kami melakukan donor darah massal guna membantu masyarakat atau pasien yang membutuhkan darah," kata Direktur RS Budi Setia Langowan dr James Komaling, saat membuka Donor Darah Massal dalam rangkaian HUT ke-13 PT Ratna Timur Tumarendem, di Langowan, Minahasa, Sulut, Kamis.
Dia mengatakan kegiatan donor darah ini terbuka untuk umum, juga semua karyawan yang berada di naungan PT Ratna Timur Tumarendem yang membawahi lima rumah sakit yaitu RS Budi Setia Langowan, RS Gunung Maria Tomohon, RS Hermana Lembean, RS Cantia Tompasobaru, dan RS Budi Mulia Bitung.
RS Budi Setia Langowan, katanya, bersama PMI Kota Tomohon memiliki komitmen yang tinggi dalam hal kerja sama untuk memenuhi kebutuhan darah kepada pasien yang membutuhkan melalui kegiatan donor darah yang akan dilakukan secara rutin seperti ini.
Di antaranya komitmen yang telah disepakati berupa Gerai Donor Darah yang akan dibuka di RS Budi Setia dalam waktu dekat.
"Tujuan kegiatan ini, adalah untuk menjawab kebutuhan masyarakat terhadap darah yang tidak mencukupi atau masih kurang dari permintaan," katanya.
James menjelaskan data secara nasional menunjukkan kebutuhan minimal darah di Indonesia saat ini mencapai 5,1 juta kantong darah per tahun. Namun produksi darah dan komponennya baru mencapai 4,1 juta kantong atau bisa dikatakan masih di bawah kebutuhan.
"Untuk itu, akses masyarakat terhadap layanan darah yang aman dan bermutu perlu ditingkatkan," katanya.
Ketua Unit Donor Darah PMI Tomohon Dr Levi Golioth menjelaskan menurut standar Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), jumlah kebutuhan minimal darah di Indonesia sekitar 5,1 juta kantong darah per tahun atau dua persen dari jumlah penduduk Indonesia, sedangkan produksi darah dan komponennya saat ini sebanyak 4,1 juta kantong dari 3,4 juta donasi.
Dari jumlah darah yang tersedia, sebesar 90 persen di antaranya berasal dari donasi sukarela, sehingga
satu kantong darah bisa menyelamatkan nyawa seseorang," kata Levi.
Ia mengimbau masyarakat yang sehat, memiliki kesadaran untuk menyumbangkan darah adalah kebiasaan yang harus dipupuk sehingga menjadikan gaya hidup sehat, sekaligus membantu masyarakat atau pasien yang membutuhkan.
"Kami melakukan donor darah massal guna membantu masyarakat atau pasien yang membutuhkan darah," kata Direktur RS Budi Setia Langowan dr James Komaling, saat membuka Donor Darah Massal dalam rangkaian HUT ke-13 PT Ratna Timur Tumarendem, di Langowan, Minahasa, Sulut, Kamis.
Dia mengatakan kegiatan donor darah ini terbuka untuk umum, juga semua karyawan yang berada di naungan PT Ratna Timur Tumarendem yang membawahi lima rumah sakit yaitu RS Budi Setia Langowan, RS Gunung Maria Tomohon, RS Hermana Lembean, RS Cantia Tompasobaru, dan RS Budi Mulia Bitung.
RS Budi Setia Langowan, katanya, bersama PMI Kota Tomohon memiliki komitmen yang tinggi dalam hal kerja sama untuk memenuhi kebutuhan darah kepada pasien yang membutuhkan melalui kegiatan donor darah yang akan dilakukan secara rutin seperti ini.
Di antaranya komitmen yang telah disepakati berupa Gerai Donor Darah yang akan dibuka di RS Budi Setia dalam waktu dekat.
"Tujuan kegiatan ini, adalah untuk menjawab kebutuhan masyarakat terhadap darah yang tidak mencukupi atau masih kurang dari permintaan," katanya.
James menjelaskan data secara nasional menunjukkan kebutuhan minimal darah di Indonesia saat ini mencapai 5,1 juta kantong darah per tahun. Namun produksi darah dan komponennya baru mencapai 4,1 juta kantong atau bisa dikatakan masih di bawah kebutuhan.
"Untuk itu, akses masyarakat terhadap layanan darah yang aman dan bermutu perlu ditingkatkan," katanya.
Ketua Unit Donor Darah PMI Tomohon Dr Levi Golioth menjelaskan menurut standar Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), jumlah kebutuhan minimal darah di Indonesia sekitar 5,1 juta kantong darah per tahun atau dua persen dari jumlah penduduk Indonesia, sedangkan produksi darah dan komponennya saat ini sebanyak 4,1 juta kantong dari 3,4 juta donasi.
Dari jumlah darah yang tersedia, sebesar 90 persen di antaranya berasal dari donasi sukarela, sehingga
satu kantong darah bisa menyelamatkan nyawa seseorang," kata Levi.
Ia mengimbau masyarakat yang sehat, memiliki kesadaran untuk menyumbangkan darah adalah kebiasaan yang harus dipupuk sehingga menjadikan gaya hidup sehat, sekaligus membantu masyarakat atau pasien yang membutuhkan.