Manado (ANTARA) - Pesawat Airbus A320 milik maskapai AirAsia mendarat dengan anggun di Bandara Internasional Sam Ratulangi (Samrat), Manado, Sulawesi Utara.
Penerbangan AK1797 yang berangkat dari Bandara Internasional Kota Kinabalu, Malaysia pada pukul 08.50 waktu setempat, tiba dengan tepat waktu di Manado pada pukul 11.00 WITA, membawa serta 101 penumpang yang penuh antusiasme dari negara tetangga.
Begitu roda pesawat menyentuh landasan, air menyembur ke udara, membentuk lengkungan megah dalam tradisi water salute yang meriah.
Ini adalah simbol penghormatan dan selebrasi, menandai momen bersejarah bagi AirAsia, yang untuk pertama kalinya mendaratkan pesawatnya di Bandara Samrat Manado dengan nomor registrasi Malaysia.
Suasana semakin semarak saat para penumpang mulai melangkah keluar dari pintu kedatangan internasional. Mereka disambut dengan hangat oleh senyuman masyarakat lokal, dan lebih dari itu, tarian tradisional Sulawesi Utara pun menyambut kedatangan mereka.
Gerakan lincah para penari, berpadu dengan irama musik daerah, menciptakan atmosfer yang penuh kehangatan dan kegembiraan, menandai awal dari sebuah perjalanan yang tak terlupakan di tanah Minahasa.
Para tamu dan penumpang dari Kota Kinabalu, Malaysia, disambut oleh pihak Bandara Samrat dan juga Pemerintah Provinsi Sulut.
Gubernur Sulut Olly Dondokambey melalui Sekprov Steve Kepel mengapresiasi pihak Maskapai AirAsia yang membuka penerbangan langsung internasional Manado-Kinabalu.
Pemerintah berharap hal ini akan meningkatkan sektor pariwisata Sulut, dan kunjungan wisman semamin banyak ke Daerah Nyiur Melambai ini.
Setelah acara innagural penerbangan perdana Manado-Kinabalu secara seremoni usai dilakukan, tiba saatnya penumpang asal Manado hendak menuju Kota Kinabalu, Malaysia, untuk menikmati suasana alam, budaya, tradisi dan keunikan kota tersebut.
Penerbangan Perdana Manado-Kinabalu
Pagi yang cerah di Bandara Internasional Sam Ratulangi, Manado, terasa berbeda dari biasanya. Ada semangat baru yang menggema di terminal keberangkatan internasional. Hari itu, penumpang asal Manado akan menjadi saksi sejarah penerbangan perdana AirAsia menuju Kota Kinabalu, Malaysia.
Di antara hiruk pikuk bandara, terlihat para penumpang dengan wajah antusias menunggu saatnya check-in. Sebagian dari mereka mengenakan pakaian kasual, siap untuk berlibur, sementara yang lain membawa koper besar, mungkin untuk perjalanan bisnis.
Suasana semakin semarak ketika penumpang mulai menuju gerbang keberangkatan, dengan sorak-sorai dan canda tawa terdengar di sepanjang jalan.
Saat pengumuman keberangkatan terdengar, getar kegembiraan pun terasa semakin nyata. Pesawat Airbus A320 yang siap menerbangkan mereka berkilau di bawah sinar matahari pagi.
Di dalam kabin, para penumpang duduk dengan tenang, meski rasa penasaran dan kegembiraan terlihat jelas di wajah mereka.
Banyak dari mereka yang membayangkan petualangan baru di Kota Kinabalu, sebuah destinasi yang menawarkan keindahan alam menakjubkan, budaya yang kaya, dan kuliner yang menggoda.
Hari hampir siang, pesawat perlahan-lahan melaju di landasan pacu, meninggalkan Manado dan mengarungi langit biru. Dalam dua jam ke depan, mereka akan tiba di tanah Borneo, membawa semangat persahabatan dan petualangan baru, sambil menjadi bagian dari sejarah perjalanan udara Manado-Kinabalu yang pertama.
Perjalanan ini bukan sekadar penerbangan, melainkan awal dari cerita baru antara dua kota yang kini terhubung lebih dekat.
Setelah dua jam mengarungi langit biru, pesawat AirAsia akhirnya mulai menurunkan ketinggian, memberikan pemandangan mengagumkan dari atas Kota Kinabalu yang dikelilingi pegunungan hijau dan laut biru.
Ketika roda pesawat menyentuh landasan Bandara Internasional Kota Kinabalu dengan lembut, sorak gembira terdengar dari penumpang. Banyak dari mereka, ini adalah pertama kalinya menjejakkan kaki di tanah Borneo.
Begitu pintu pesawat dibuka, udara hangat tropis menyambut para penumpang, tapi itu belum seberapa. Di pintu kedatangan, mereka disambut dengan tarian tradisional Sabah yang enerjik dan penuh warna.
Para penari, dengan kostum adat yang khas, menari mengikuti irama musik tradisional, membuat suasana semakin meriah. Senyum ceria para penumpang semakin lebar saat mereka dikalungi hiasan bunga khas Kota Kinabalu, simbol keramahan dan selamat datang dari penduduk lokal.
Di antara kerumunan penumpang yang baru tiba, kami grup family trip AirAsia yang beranggotakan 11 orang merasakan antusiasme dan kebahagiaan yang tak terbendung. Di depan gerbang kedatangan, seorang pria paruh baya dengan senyum hangat dan ramah sudah menunggu kami.
"Selamat datang di Kinabalu!" katanya dengan semangat. Dia adalah Uncle Fransiskus, pemandu wisata Borneo Tours & Travel Sdn Bhd, yang sangat berpengalaman, dan telah menghabiskan puluhan tahun memandu turis di Borneo.
Dengan langkah penuh percaya diri, Uncle Fransiskus memimpin kami menuju kendaraan yang akan membawa kami menjelajahi keindahan Kota Kinabalu. Dalam sekejap, kami tahu bahwa perjalanan ini akan dipenuhi petualangan, cerita, dan momen-momen berharga yang tak akan terlupakan.
Hari pertama (1/9) di Kota Kinabalu dimulai dengan sebuah pengalaman yang menggugah selera. Setelah meninggalkan bandara dengan semangat yang tak terbendung, Uncle Frances nama akrabnya, pemandu wisata kami yang penuh pengalaman, langsung membawa kami menuju destinasi kuliner yang terkenal RM Pandan Kitchen. "Kalau ingin benar-benar merasakan Kota Kinabalu, kita harus mulai dengan makanannya," ujar Uncle Frances sambil tersenyum.
Setibanya di restoran, aroma lezat langsung menggoda indera penciuman kami. RM Pandan Kitchen, dengan suasana yang sederhana namun penuh kehangatan, menyajikan hidangan khas Kota Kinabalu yang kaya akan rasa laut.
Setelah menikmati hidangan laut yang lezat di RM Pandan Kitchen, dengan perut kenyang dan hati puas, Uncle Frances melanjutkan petualangan hari pertama kami.
Kali ini, tujuan berikutnya adalah tempat kami akan beristirahat dan menikmati kenyamanan The Pacific Sutera Hotel, hotel bintang lima yang terkenal di Kota Kinabalu.
Perjalanan menuju hotel diwarnai dengan senja yang mulai turun, mewarnai langit Kinabalu dengan semburat oranye keemasan.
Saat kami tiba di pintu masuk The Pacific Sutera Hotel, pemandangan yang megah dan mewah langsung menyambut kami. Gedung hotel yang megah berdiri dengan latar belakang Laut Cina Selatan, membuat suasana semakin dramatis dan memukau.
Di lobi, suasana kemewahan terasa kuat lantai marmer mengkilap, lampu gantung kristal yang gemerlap, dan staf hotel yang tersenyum ramah, menyambut kedatangan kami.
Uncle Frances, dengan senyum tenangnya, mengurus proses check-in dengan cepat. Kami langsung diarahkan ke kamar yang luas dan elegan.
Kamar-kamar di The Pacific Sutera Hotel menyuguhkan pemandangan luar biasa, beberapa menghadap ke hamparan laut biru yang menenangkan, sementara yang lain menampilkan pemandangan hijau lapangan golf yang terawat sempurna.
Setelah seharian penuh petualangan kuliner dan eksplorasi, kamar yang nyaman dengan tempat tidur empuk dan fasilitas mewah ini terasa seperti oase yang sempurna.
Kami beristirahat sejenak, menikmati suasana tenang hotel bintang lima ini, sebelum bersiap menghadapi hari-hari penuh petualangan yang menanti di depan.
Saat makan malam tiba, uncle Frances membawa kami ke The Crab House Restoran. Hidangan pertama yang terhidang di meja adalah kepiting segar yang dimasak sempurna dengan saus rempah yang gurih dan pedas. Daging kepitingnya lembut dan manis, seolah baru saja ditangkap dari laut yang tak jauh dari kota ini.
Tak hanya kepiting, piring-piring yang datang berikutnya dipenuhi dengan sejenis kerang yang menjadi salah satu favorit di sini. Kerang-kerang ini dimasak dengan bumbu khas lokal, menciptakan perpaduan rasa asin, gurih, dan sedikit pedas yang sulit dilupakan.
Setiap suapan membawa kami semakin dalam ke dalam cita rasa unik Kota Kinabalu, yang terkenal dengan kekayaan hasil lautnya.
Suasana makan malam kami semakin hangat dengan cerita-cerita Uncle Frances tentang sejarah dan budaya Kota Kinabalu.
Dengan suara lembut namun penuh semangat, dia bercerita tentang bagaimana masakan-masakan ini telah menjadi bagian penting dari kehidupan sehari-hari masyarakat setempat. Sambil menikmati hidangan, kami tidak hanya merasakan kelezatan makanan, tetapi juga kehangatan keramahan orang-orang Kota Kinabalu.
Malam pertama kami di kota ini diakhiri dengan perut kenyang dan hati yang puas, telah memberi kami pengalaman kuliner yang tak terlupakan, sementara Uncle Frances memastikan bahwa setiap momen terasa istimewa. Dan ini baru awal dari petualangan kami di Kinabalu. (Bersambung).
Penerbangan AK1797 yang berangkat dari Bandara Internasional Kota Kinabalu, Malaysia pada pukul 08.50 waktu setempat, tiba dengan tepat waktu di Manado pada pukul 11.00 WITA, membawa serta 101 penumpang yang penuh antusiasme dari negara tetangga.
Begitu roda pesawat menyentuh landasan, air menyembur ke udara, membentuk lengkungan megah dalam tradisi water salute yang meriah.
Ini adalah simbol penghormatan dan selebrasi, menandai momen bersejarah bagi AirAsia, yang untuk pertama kalinya mendaratkan pesawatnya di Bandara Samrat Manado dengan nomor registrasi Malaysia.
Suasana semakin semarak saat para penumpang mulai melangkah keluar dari pintu kedatangan internasional. Mereka disambut dengan hangat oleh senyuman masyarakat lokal, dan lebih dari itu, tarian tradisional Sulawesi Utara pun menyambut kedatangan mereka.
Gerakan lincah para penari, berpadu dengan irama musik daerah, menciptakan atmosfer yang penuh kehangatan dan kegembiraan, menandai awal dari sebuah perjalanan yang tak terlupakan di tanah Minahasa.
Para tamu dan penumpang dari Kota Kinabalu, Malaysia, disambut oleh pihak Bandara Samrat dan juga Pemerintah Provinsi Sulut.
Gubernur Sulut Olly Dondokambey melalui Sekprov Steve Kepel mengapresiasi pihak Maskapai AirAsia yang membuka penerbangan langsung internasional Manado-Kinabalu.
Pemerintah berharap hal ini akan meningkatkan sektor pariwisata Sulut, dan kunjungan wisman semamin banyak ke Daerah Nyiur Melambai ini.
Setelah acara innagural penerbangan perdana Manado-Kinabalu secara seremoni usai dilakukan, tiba saatnya penumpang asal Manado hendak menuju Kota Kinabalu, Malaysia, untuk menikmati suasana alam, budaya, tradisi dan keunikan kota tersebut.
Penerbangan Perdana Manado-Kinabalu
Pagi yang cerah di Bandara Internasional Sam Ratulangi, Manado, terasa berbeda dari biasanya. Ada semangat baru yang menggema di terminal keberangkatan internasional. Hari itu, penumpang asal Manado akan menjadi saksi sejarah penerbangan perdana AirAsia menuju Kota Kinabalu, Malaysia.
Di antara hiruk pikuk bandara, terlihat para penumpang dengan wajah antusias menunggu saatnya check-in. Sebagian dari mereka mengenakan pakaian kasual, siap untuk berlibur, sementara yang lain membawa koper besar, mungkin untuk perjalanan bisnis.
Suasana semakin semarak ketika penumpang mulai menuju gerbang keberangkatan, dengan sorak-sorai dan canda tawa terdengar di sepanjang jalan.
Saat pengumuman keberangkatan terdengar, getar kegembiraan pun terasa semakin nyata. Pesawat Airbus A320 yang siap menerbangkan mereka berkilau di bawah sinar matahari pagi.
Di dalam kabin, para penumpang duduk dengan tenang, meski rasa penasaran dan kegembiraan terlihat jelas di wajah mereka.
Banyak dari mereka yang membayangkan petualangan baru di Kota Kinabalu, sebuah destinasi yang menawarkan keindahan alam menakjubkan, budaya yang kaya, dan kuliner yang menggoda.
Hari hampir siang, pesawat perlahan-lahan melaju di landasan pacu, meninggalkan Manado dan mengarungi langit biru. Dalam dua jam ke depan, mereka akan tiba di tanah Borneo, membawa semangat persahabatan dan petualangan baru, sambil menjadi bagian dari sejarah perjalanan udara Manado-Kinabalu yang pertama.
Perjalanan ini bukan sekadar penerbangan, melainkan awal dari cerita baru antara dua kota yang kini terhubung lebih dekat.
Setelah dua jam mengarungi langit biru, pesawat AirAsia akhirnya mulai menurunkan ketinggian, memberikan pemandangan mengagumkan dari atas Kota Kinabalu yang dikelilingi pegunungan hijau dan laut biru.
Ketika roda pesawat menyentuh landasan Bandara Internasional Kota Kinabalu dengan lembut, sorak gembira terdengar dari penumpang. Banyak dari mereka, ini adalah pertama kalinya menjejakkan kaki di tanah Borneo.
Begitu pintu pesawat dibuka, udara hangat tropis menyambut para penumpang, tapi itu belum seberapa. Di pintu kedatangan, mereka disambut dengan tarian tradisional Sabah yang enerjik dan penuh warna.
Para penari, dengan kostum adat yang khas, menari mengikuti irama musik tradisional, membuat suasana semakin meriah. Senyum ceria para penumpang semakin lebar saat mereka dikalungi hiasan bunga khas Kota Kinabalu, simbol keramahan dan selamat datang dari penduduk lokal.
Di antara kerumunan penumpang yang baru tiba, kami grup family trip AirAsia yang beranggotakan 11 orang merasakan antusiasme dan kebahagiaan yang tak terbendung. Di depan gerbang kedatangan, seorang pria paruh baya dengan senyum hangat dan ramah sudah menunggu kami.
"Selamat datang di Kinabalu!" katanya dengan semangat. Dia adalah Uncle Fransiskus, pemandu wisata Borneo Tours & Travel Sdn Bhd, yang sangat berpengalaman, dan telah menghabiskan puluhan tahun memandu turis di Borneo.
Dengan langkah penuh percaya diri, Uncle Fransiskus memimpin kami menuju kendaraan yang akan membawa kami menjelajahi keindahan Kota Kinabalu. Dalam sekejap, kami tahu bahwa perjalanan ini akan dipenuhi petualangan, cerita, dan momen-momen berharga yang tak akan terlupakan.
Hari pertama (1/9) di Kota Kinabalu dimulai dengan sebuah pengalaman yang menggugah selera. Setelah meninggalkan bandara dengan semangat yang tak terbendung, Uncle Frances nama akrabnya, pemandu wisata kami yang penuh pengalaman, langsung membawa kami menuju destinasi kuliner yang terkenal RM Pandan Kitchen. "Kalau ingin benar-benar merasakan Kota Kinabalu, kita harus mulai dengan makanannya," ujar Uncle Frances sambil tersenyum.
Setibanya di restoran, aroma lezat langsung menggoda indera penciuman kami. RM Pandan Kitchen, dengan suasana yang sederhana namun penuh kehangatan, menyajikan hidangan khas Kota Kinabalu yang kaya akan rasa laut.
Setelah menikmati hidangan laut yang lezat di RM Pandan Kitchen, dengan perut kenyang dan hati puas, Uncle Frances melanjutkan petualangan hari pertama kami.
Kali ini, tujuan berikutnya adalah tempat kami akan beristirahat dan menikmati kenyamanan The Pacific Sutera Hotel, hotel bintang lima yang terkenal di Kota Kinabalu.
Perjalanan menuju hotel diwarnai dengan senja yang mulai turun, mewarnai langit Kinabalu dengan semburat oranye keemasan.
Saat kami tiba di pintu masuk The Pacific Sutera Hotel, pemandangan yang megah dan mewah langsung menyambut kami. Gedung hotel yang megah berdiri dengan latar belakang Laut Cina Selatan, membuat suasana semakin dramatis dan memukau.
Di lobi, suasana kemewahan terasa kuat lantai marmer mengkilap, lampu gantung kristal yang gemerlap, dan staf hotel yang tersenyum ramah, menyambut kedatangan kami.
Uncle Frances, dengan senyum tenangnya, mengurus proses check-in dengan cepat. Kami langsung diarahkan ke kamar yang luas dan elegan.
Kamar-kamar di The Pacific Sutera Hotel menyuguhkan pemandangan luar biasa, beberapa menghadap ke hamparan laut biru yang menenangkan, sementara yang lain menampilkan pemandangan hijau lapangan golf yang terawat sempurna.
Setelah seharian penuh petualangan kuliner dan eksplorasi, kamar yang nyaman dengan tempat tidur empuk dan fasilitas mewah ini terasa seperti oase yang sempurna.
Kami beristirahat sejenak, menikmati suasana tenang hotel bintang lima ini, sebelum bersiap menghadapi hari-hari penuh petualangan yang menanti di depan.
Saat makan malam tiba, uncle Frances membawa kami ke The Crab House Restoran. Hidangan pertama yang terhidang di meja adalah kepiting segar yang dimasak sempurna dengan saus rempah yang gurih dan pedas. Daging kepitingnya lembut dan manis, seolah baru saja ditangkap dari laut yang tak jauh dari kota ini.
Tak hanya kepiting, piring-piring yang datang berikutnya dipenuhi dengan sejenis kerang yang menjadi salah satu favorit di sini. Kerang-kerang ini dimasak dengan bumbu khas lokal, menciptakan perpaduan rasa asin, gurih, dan sedikit pedas yang sulit dilupakan.
Setiap suapan membawa kami semakin dalam ke dalam cita rasa unik Kota Kinabalu, yang terkenal dengan kekayaan hasil lautnya.
Suasana makan malam kami semakin hangat dengan cerita-cerita Uncle Frances tentang sejarah dan budaya Kota Kinabalu.
Dengan suara lembut namun penuh semangat, dia bercerita tentang bagaimana masakan-masakan ini telah menjadi bagian penting dari kehidupan sehari-hari masyarakat setempat. Sambil menikmati hidangan, kami tidak hanya merasakan kelezatan makanan, tetapi juga kehangatan keramahan orang-orang Kota Kinabalu.
Malam pertama kami di kota ini diakhiri dengan perut kenyang dan hati yang puas, telah memberi kami pengalaman kuliner yang tak terlupakan, sementara Uncle Frances memastikan bahwa setiap momen terasa istimewa. Dan ini baru awal dari petualangan kami di Kinabalu. (Bersambung).