Manado, (ANTARA Sulut) - Pemerintah pusat melalui Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB)  memberikan bantuan kepada korban bencana alam letusan Gunung Karengetan di Kabupaten Kepulauan Sitaro, Sulawesi Utara.

Bantuan logistik itu akan dikapalkan, Selasa malam, untuk diteruskan kepada masyarakt korban letusan gunung tersebut, kata Sekretaris Provinsi (Sekprov) Sulut Ir Siswa R Mokodongan di Manado, Selasa.

Menurut Sekprov Mokodongan didampingi Kepala Badan Penangulangan Bencana Daerah (BPBD) Sulut Ir Noldy Liow, bantuan pemerintah pusat itu berupa alat rumah tangga 150 paket, seragam sekolah 150 paket, makanan gizi 150 paket dan masker sebanyak 10.800 buah.

Pekan lalu, Pemprov Sulut juga telah menyalurkan bantuannya pada ratusan pengungsi letusan gunung Karangetang di Kabupaten Kepulauan Siau Biaro Tagulandang (Sitaro), kata Sekprov, sambil menambahkan, saat terjadi letusan, kami langsung mengirimkan bantuan kesana.

Dijelaskan Mokodongan, kendati masih status antisipasi, namun pihaknya terus melakukan pemantauan terhadap aktivitas gunung berapi Karangetang.

�Situasi mulai berangsur pulih dan terkendali, meski masih terjadi erupsi kecil. Dihimbau agar masyarakat jangan dulu beraktivitas dan atau mendekati lokasi gunung Karangetang,� kata Mokodongan mengingatkan.

Sementara itu, Kabag Humas Setda Provinsi Sulut, Drs Jahja Rondonuwu mengatakan, pekan lalu aktivitas vulkanik Gunung Karangetang meningkat dan bahkan sampai terjadi erupsi disertai guguran lava pijar, menimbulkan awan panas, dan debu vulkanik.

Akibatnya, 456 warga Sitaro, terpaksa mengungsi setelah gunung tersebut meletus, sekira pukul 14.00 Wita, lantaran awan panas meluncur ke sisi Timur sejauh empat kilometer.

Masyarakat sudah terbiasa dengan letusan Gunung Karangetang namun letusan awan panas kali ini adalah terbesar, sampai akhirnya masyarakat Sitaro pilih mengungsi.

Sampai sekarang belum ada kenaikan status gunung terkait erupsi sejak, Kamis 7 Mei 2015. Status Gunung Karangetang masih siaga di level III, kata juru bicara Pemprov Sulut itu

Pewarta : OLeh Jootje Kumajas
Editor :
Copyright © ANTARA 2024