Manado,  (ANTARA Sulut) - Sebanyak lima rumah di Pulau Siau, Kabupaten Kepulauan Sitaro, Provinsi Sulawesi Utara (Sulut) rusak pascaerupsi Gunung Karangetang Kamis dan Jumat pekan lalu.

"Dari informasi yang kami dapat, rumah tersebut rusak setelah diterjang awan panas," kata Kepala Pusat Pengendalian Operasi (pusdalops) Badan Penanggulangan Bencana Daerah Provinsi Sulut Christian Laotongan di Manado, Senin.

Selain rumah, lahan pertanian warga seperti cengkih, pala dan kelapa juga tidak terhindar dari terjangan awan panas dan debu vulkanik, jelas dia.

Hanya saja, kata dia, berapa besar kerusakan lahan cengkih, pala dan kelapa, serta komoditas lainnya, belum bisa dipastikan karena tim masih melakukan pendataan untuk memastikan besaran dan nilai kerusakan yang dialami.

"Ancaman yang dialami oleh petani setempat saat ini adalah gagal panen untuk komoditi-komoditi tersebut. Kelapa, pala dan cengkih hangus terbakar," ujarnya.

Dia mengatakan, selain tim pendataan BPBD provinsi dan Kabupaten Kepulauan Sitaro, Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) juga turun langsung ke lokasi bencana.

"BNPB mengutus tiga orang, selanjutnya dari BPBD Provinsi Sulut dua orang, sementara sisanya dari BPBD kabupaten serta instansi terkait lainnya. Mudah-mudahan nilai dan besaran kerusakan segera diketahui," ujarnya.

Erupsi Gunung Karangetang pekan lalu memuntahkan material debu vulkanik, lava pijar serta luncuran awan panas, sebanyak 454 warga diungsikan dan sekarang ini masih menempati Gereja Tampuna Tarorane (99 jiwa), Gereja Basaha Tatahadeng (106 jiwa), Gereja Mesias Sawang (161 jiwa), dan Gereja Bandil (88 jiwa)

Pewarta : Oleh Fidel Malumbot
Editor : Guntur Bilulu
Copyright © ANTARA 2024