Manado, (ANTARA Sulut) - Sebanyak 454 warga Pulau Siau, Kabupaten Kepulauan Sitaro, Provinsi Sulawesi Utara (Sulut) masih menetap di pengungsian pascaerupsi Gunung Karangetang pada Kamis dan Jumat pekan lalu.

"Ada yang memang kembali ke rumah hanya untuk melihat pemukiman mereka setelah terjadi letusan. Namun kembali lagi bermalam di pengungsian," kata Kepala Pusat Pengendalian Operasi (pusdalops) Badan Penanggulangan Bencana Daerah Provinsi Sulut Christian Laotongan di Manado, Senin.

Warga, kata dia, tetap diharapkan tidak meninggalkan lokasi pengungsian karena kondisi Gunung Karangetang belum normal pascaletusan empat hari lalu yang memuntahkan lava pijar, debu vulkanik serta luncuran awan panas.

Material vulkanik ini, lanjut dia, berisiko membahayakan keselamatan warga yang bermukim di lereng gunung karena sewaktu-waktu dapat meluncur deras dan menutup permukiman warga.

"Pasti akan ada informasi yang disampaikan instansi terkait kepada warga apabila perkembangan Gunung Karangetang sudah aman. Tapi untuk saat ini masih riskan," ajaknya.

Sebanyak 454 warga yang diungsikan sekarang ini menempati Gereja Tampuna Tarorane (99 jiwa), Gereja Basaha Tatahadeng (106 jiwa), Gereja Mesias Sawang (161 jiwa), dan Gereja Bandil (88 jiwa).

Warga diharapkan menjauhi kali/sungai yang biasanya menjadi tempat luncuran awan panas agar terhindar dari korban jiwa

Pewarta : Oleh Karel A Polakitan
Editor : Guntur Bilulu
Copyright © ANTARA 2024