Sydney, 5/5 (Antara/AFP) - Bank sentral Australia, Reserve Bank of Australia (RBA), pada Selasa memangkas suku bunga acuannya ke rekor terendah 2,0 persen dalam upaya untuk menghidupkan kembali ekonomi yang lama melesu, dipicu berakhirnya "booming" pertambangan Tiongkok.

"Pada pertemuan hari ini, dewan menilai bahwa prospek inflasi menyediakan kesempatan untuk kebijakan moneter diperlonggar lebih lanjut, sehingga dapat memperkuat tren menggembirakan baru-baru ini dalam permintaan rumah tangga," Gubernur RBA Glenn Stevens mengatakan dalam sebuah pernyataan.

Penurunan suku bunga acuan itu sesuai dengan perkiraan sebagian besar ekonom.

Inflasi inti tahunan 0,6 persen dalam tiga bulan sampai Maret  membawa tingkat tahun-ke-tahun menjadi 2,35 persen, berada dalam batas target inflasi RBA dua hingga tiga persen.

Ekonomi Australia telah mengalami perjalanan bergelombang saat keluar dari "booming" investasi pertambangan yang belum pernah terjadi sebelumnya, yang telah membantu negara itu menghindari resesi selama lebih dari dua dekade.

Tetapi sektor-sektor non-sumber daya telah kesulitan untuk mengisi kekosongan yang ditinggalkan oleh pertambangan, dengan tingkat pengangguran tetap pada tingkat tinggi selama tahun lalu.

Tingkat pengangguran turun menjadi 6,1 persen pada Maret, tetapi telah secara bertahap meningkat selama tahun lalu. Tingkat pengangguran mencapai tertinggi di 6,3 persen pada Januari -- tertinggi dalam lebih dari 11 tahun.

Stevens mengatakan dolar Australia, yang telah mengalami kemunduran di tengah jatuhnya harga-harga komoditas, dibutuhkan untuk jatuh lebih jauh.

         "Depresiasi lebih lanjut tampaknya dimungkinkan dan diperlukan, terutama mengingat penurunan yang signifikan dalam harga-harga komoditas utama," katanya.

         Unit lokal melemah menjadi 77,88 sen AS setelah keputusan bank sentral, tetapi melompat kembali ke lebih dari 79 sen AS.

         Para analis mengatakan kenaikan tajam mencerminkan kekecewaan pasar bahwa bank sentral tidak menyertakan bias pelonggaran dalam pernyataannya, yang bisa menunjukkan penurunan suku bunga lebih lanjut.


Pewarta :
Editor :
Copyright © ANTARA 2024