Manado (ANTARA) - Balai Karantina Hewan, Ikan dan Tumbuhan Sulawesi Utara (Sulut) mempercepat pengembangan Taman Sains Teknologi Herbal dan Holtikultura (TSTH2) guna menyukseskan Program Strategis Nasional (PSN) di Indonesia.
"TSTH2 tersebut rencananya akan dijadikan pusat riset dan inovasi tanaman obat dan hortikultura bertaraf internasional yang berlokasi di Provinsi Sumatera Utara," kata Kepala Karantina Sulut I Wayan Kertanegara, di manado, Senin.
Dia mengatakan koleksi tanaman herbal dan hortikultura itu sendiri akan dipasok dari berbagai daerah di seluruh Indonesia.
Karantina Sulawesi Utara dalam hal ini, katanya, akan memastikan pasokan bibit tanaman dari Sulawesi Utara telah terjamin keamanan dan kesehatannya, sehingga aman diterbangkan menuju Sumatera Utara.
Wayan mengatakan pihaknya siap untuk mendukung program ini, dan akan meningkatkan koordinasi dengan instansi terkait untuk memasok tanaman yang dibutuhkan.
"Kami akan berkolaborasi dengan instansi-instansi terkait, Balai Konservasi Sumber Daya Alam Manado untuk menjamin kualitas bibit dan teregistrasi bibit tanaman liar. Selanjutnya pemeriksaan dan sertifikasi karantina serta pengemasan bibit akan dilakukan sesuai prosedur," katanya.
Wayan juga menjelaskan bahwa pengiriman bibit tanaman ini akan dipastikan telah bebas dari Organisme Pengganggu Tumbuhan Karantina (OPTK) sehingga aman dari ancaman penularan penyakit antar area.
Demi suksesnya pengiriman bibit ke TSTH2, koordinasi antar kementerian/lembaga juga akan ditingkatkan lewat kolaborasi antara Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi, Badan Karantina Indonesia, TNI Angkatan Darat, TNI Angkatan Udara, BKSDA dan instansi lainnya.
"TSTH2 tersebut rencananya akan dijadikan pusat riset dan inovasi tanaman obat dan hortikultura bertaraf internasional yang berlokasi di Provinsi Sumatera Utara," kata Kepala Karantina Sulut I Wayan Kertanegara, di manado, Senin.
Dia mengatakan koleksi tanaman herbal dan hortikultura itu sendiri akan dipasok dari berbagai daerah di seluruh Indonesia.
Karantina Sulawesi Utara dalam hal ini, katanya, akan memastikan pasokan bibit tanaman dari Sulawesi Utara telah terjamin keamanan dan kesehatannya, sehingga aman diterbangkan menuju Sumatera Utara.
Wayan mengatakan pihaknya siap untuk mendukung program ini, dan akan meningkatkan koordinasi dengan instansi terkait untuk memasok tanaman yang dibutuhkan.
"Kami akan berkolaborasi dengan instansi-instansi terkait, Balai Konservasi Sumber Daya Alam Manado untuk menjamin kualitas bibit dan teregistrasi bibit tanaman liar. Selanjutnya pemeriksaan dan sertifikasi karantina serta pengemasan bibit akan dilakukan sesuai prosedur," katanya.
Wayan juga menjelaskan bahwa pengiriman bibit tanaman ini akan dipastikan telah bebas dari Organisme Pengganggu Tumbuhan Karantina (OPTK) sehingga aman dari ancaman penularan penyakit antar area.
Demi suksesnya pengiriman bibit ke TSTH2, koordinasi antar kementerian/lembaga juga akan ditingkatkan lewat kolaborasi antara Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi, Badan Karantina Indonesia, TNI Angkatan Darat, TNI Angkatan Udara, BKSDA dan instansi lainnya.