Manado (ANTARA) - Kantor Kementerian Agama (Kemenag) Kabupaten Minahasa, Sulawesi Utara memberikan penyuluhan rohani kepada tahanan di kepolisian resor setempat untuk meningkatkan kualitas hidup mereka.
"Penyuluhan rohani ini rutin kami lakukan, untuk meningkatkan iman bahkan kualitas hidup para tahanan di Polres Minahasa," kata Penyuluh Agama Katolik Kantor Kemenag Minahasa Indra Morong di Tondano, Jumat.
Dia mengatakan pelayanan rohani kali ini menggunakan bacaan Injil Matius 13:47-52 sebagai bahan perenungan, yakni perumpamaan Yesus tentang jaring penangkap ikan yang dikisahkan dalam kitab suci itu.
Ia mengatakan perumpamaan ini menggambarkan tentang masa akhir zaman akan terjadi proses pemisahan antara ikan yang baik dan buruk.
Ia menekankan bahwa hal ini simbol dari penilaian akhir, di mana setiap orang akan dimintai pertanggungjawaban atas perbuatan mereka selama hidup.
"Perumpamaan ini mengingatkan kita bahwa di akhir zaman, akan ada proses pemisahan, di mana kita akan dinilai bukan hanya berdasarkan perbuatan baik yang kita lakukan, tetapi juga niat di balik tindakan kita. Setiap kita akan dimintai pertanggungjawaban atas hidup kita," ujar dia.
Pelayanan rohani ini untuk memberikan penguatan spiritual dan moral bagi para tahanan.
Indra mengajak para tahanan untuk merenungkan hidup mereka, menyadari kesalahan, dan berusaha memperbaiki diri sesuai dengan ajaran Kristus.
Ia menekankan bahwa setiap orang memiliki kesempatan untuk bertobat dan memperbaiki hidupnya karena kasih Tuhan selalu hadir untuk mereka.
Selain para penyuluh agama Katolik, kegiatan ini juga dihadiri pengawas Katolik, Oliva Kawung, yang turut memberikan dukungan moral kepada para tahanan.
Kehadiran Oliva dan tim penyuluh agama ini diharapkan memberikan penghiburan dan semangat baru bagi para tahanan serta menjadi pengingat bahwa mereka tetap dihargai dan dicintai, meski dalam situasi yang sulit.
Pelayanan rohani seperti ini, katanya, bagian dari upaya Kantor Kementerian Agama Kabupaten Minahasa untuk memberikan dukungan spiritual kepada semua warga, termasuk mereka yang berada dalam tahanan.
Melalui kegiatan ini, diharapkan para tahanan dapat merasakan kedamaian batin dan terus memiliki harapan untuk masa depan kehidupan yang lebih baik.
"Penyuluhan rohani ini rutin kami lakukan, untuk meningkatkan iman bahkan kualitas hidup para tahanan di Polres Minahasa," kata Penyuluh Agama Katolik Kantor Kemenag Minahasa Indra Morong di Tondano, Jumat.
Dia mengatakan pelayanan rohani kali ini menggunakan bacaan Injil Matius 13:47-52 sebagai bahan perenungan, yakni perumpamaan Yesus tentang jaring penangkap ikan yang dikisahkan dalam kitab suci itu.
Ia mengatakan perumpamaan ini menggambarkan tentang masa akhir zaman akan terjadi proses pemisahan antara ikan yang baik dan buruk.
Ia menekankan bahwa hal ini simbol dari penilaian akhir, di mana setiap orang akan dimintai pertanggungjawaban atas perbuatan mereka selama hidup.
"Perumpamaan ini mengingatkan kita bahwa di akhir zaman, akan ada proses pemisahan, di mana kita akan dinilai bukan hanya berdasarkan perbuatan baik yang kita lakukan, tetapi juga niat di balik tindakan kita. Setiap kita akan dimintai pertanggungjawaban atas hidup kita," ujar dia.
Pelayanan rohani ini untuk memberikan penguatan spiritual dan moral bagi para tahanan.
Indra mengajak para tahanan untuk merenungkan hidup mereka, menyadari kesalahan, dan berusaha memperbaiki diri sesuai dengan ajaran Kristus.
Ia menekankan bahwa setiap orang memiliki kesempatan untuk bertobat dan memperbaiki hidupnya karena kasih Tuhan selalu hadir untuk mereka.
Selain para penyuluh agama Katolik, kegiatan ini juga dihadiri pengawas Katolik, Oliva Kawung, yang turut memberikan dukungan moral kepada para tahanan.
Kehadiran Oliva dan tim penyuluh agama ini diharapkan memberikan penghiburan dan semangat baru bagi para tahanan serta menjadi pengingat bahwa mereka tetap dihargai dan dicintai, meski dalam situasi yang sulit.
Pelayanan rohani seperti ini, katanya, bagian dari upaya Kantor Kementerian Agama Kabupaten Minahasa untuk memberikan dukungan spiritual kepada semua warga, termasuk mereka yang berada dalam tahanan.
Melalui kegiatan ini, diharapkan para tahanan dapat merasakan kedamaian batin dan terus memiliki harapan untuk masa depan kehidupan yang lebih baik.