Manado (ANTARA) - Kementerian Agama (Kemenag) terus menanamkan nilai moderasi beragama kepada pelajar di Masa Ta'aruf Siswa Madrasah (Matsama) tahun pelajaran 2024/2025, Kabupaten Bolaang Mongondouw Selatan (Bolsel), Sulawesi Utara (Sulut).

"Matsama tahun ini memiliki empat tujuan utama yang masuk dalam nilai moderasi beragama," kata Kepala Madrasah Tsanawiyah Negeri 3 Bolsel Rahmat Haluti, di Molibagu, Selasa.

Dia mengatakan pertama, untuk mengenalkan peserta didik baru kepada lingkungan belajar yang baru, mengenali keadaan diri dan sosialnya agar memiliki kesiapan mental, mengurangi rasa cemas, dan dapat mudah menyesuaikan diri dalam mengikuti proses pembelajaran selanjutnya.

Kedua, untuk menumbuhkan kebanggaan kepada para siswa-siswi baru terhadap madrasah, memahami nilai-nilai madrasah, mencintai, dan menjaga nama baik almamater.

Ketiga, mengenalkan lebih dalam nilai-nilai moderasi beragama, menumbuhkan budaya dan jiwa inklusif tidak eksklusif, ramah, anti kekerasan dan bullying, anti pelecehan seksual, serta menghargai harkat dan martabat kemanusiaan.

Keempat, mengenalkan pola kebiasaan hidup bersih, sehat, dan halal di lingkungan madrasah, menumbuhkan sikap disiplin dan tanggung jawab, serta mental mandiri dan berprestasi.

Khusus tujuan ketiga, yakni mengenalkan nilai-nilai moderasi beragama, menjadi sorotan utama. 

Hal ini dianggap penting dalam membentuk generasi yang toleran dan berpikiran terbuka. 

Ia menjelaskan moderasi beragama mengajarkan anak-anak untuk memahami dan menghargai perbedaan, baik dalam agama maupun budaya, sehingga dapat hidup harmonis dalam masyarakat yang majemuk.

"Dengan menanamkan nilai-nilai moderasi sejak dini, anak-anak belajar untuk tidak bersikap ekstrem atau fanatik, melainkan bersikap seimbang dan inklusif dalam memandang perbedaan," ujar Haluti.

Melalui pengenalan nilai-nilai moderasi beragama, anak-anak diajarkan tentang pentingnya toleransi, saling menghormati, dan kerja sama antarumat beragama. 

Hal ini bertujuan untuk mencegah munculnya konflik dan ketegangan yang disebabkan oleh perbedaan keyakinan. 

Selain itu, katanya, moderasi beragama membantu anak-anak untuk mengembangkan sikap kritis dan bijaksana dalam menanggapi isu-isu keagamaan, sehingga mereka tidak mudah terpengaruh oleh pandangan yang sempit dan radikal.

Pendidikan moderasi beragama juga berperan dalam membangun identitas religius yang kuat namun tidak eksklusif. 

Anak-anak diajak untuk memahami ajaran agama mereka dengan baik, namun juga diajarkan untuk menghormati keyakinan orang lain. 

"Hal ini penting untuk menciptakan suasana yang damai dan harmonis dalam lingkungan keluarga, sekolah, dan masyarakat," tambahnya.

Dia mengatakan dengan menanamkan nilai-nilai moderasi beragama sejak di madrasah, diharapkan tidak hanya membentuk individu yang taat beragama, tetapi juga warga negara yang bertanggung jawab dan berkontribusi positif bagi masyarakat. 

Moderasi beragama menjadi kunci untuk menciptakan dunia yang lebih damai, adil, dan penuh kasih sayang, di mana setiap orang dapat hidup berdampingan dengan harmonis tanpa melihat perbedaan sebagai halangan.

"Mari kita jaga, rawat, dan didik siswa-siswa untuk menciptakan generasi masa depan bangsa yang maju, bermutu, dan mendunia sesuai tagline Madrasah," katanya.
 

Pewarta : Nancy Lynda Tigauw
Editor : Hence Paat
Copyright © ANTARA 2025