Manado (ANTARA) - Kakanwil Kementerian Agama (Kemenag) Sulawesi Utara (Sulut) H Sarbin Sehe meminta para penyuluh agama untuk bijak dalam menggunakan media sosial (medsos) agar bermanfaat bagi banyak orang di daerah tersebut.
"Saya minta semua penyuluh agama harus memiliki akun media sosial, seperti facebook, twitter, youtube, dan lain-lain sebagai media atau sarana syiar agama dan mengekspose semua kegiatan penyuluhan kita agar umat dan masyarakat paham pekerjaan kita sehari-hari," ungkap Kakanwil di Manado, Senin.
Dia menjelaskan perkembangan teknologi lajunya informasi tidak bisa dibendung oleh siapapun. Di satu sisi, perkembangan teknologi informasi tersebut memberikan dampak positif, seperti sebagai sarana atau media komunikasi yang cepat, efektif dan mempermudah kehidupan manusia. Namun, ada juga dampak negatif bila teknologi informasi tersebut disalahgunakan.
Kakanwil mengatakan banyak pekerjaan dan profesi menjadi terbantu dengan adanya perkembangan teknologi informasi, termasuk penggunaan media sosial sebagai media atau sarana penyampaian informasi dan komunikasi.
"Oleh karena itu, kita semua, termasuk para penyuluh agama dituntut untuk mampu menyesuaikan diri dengan perkembangan teknologi informasi yang sedang terjadi," katanya.
Kakanwil menambahkan bahwa selama ini eksistensi profesi penyuluh agama belum dikenal luas oleh masyarakat, karena itu penyuluh agama tidak boleh terpaku lagi pada cara berdakwah secara konvensional dari atas mimbar.
"Ketika bapak dan ibu berdakwah di atas mimbar, hanya orang di sekitar mimbar yang mendengarkan. Tetapi, ketika mampu beradaptasi dan berdakwah lewat media sosial, ratusan, bahkan ribuan orang yang akan mendengarkan dan itu berdampak luas," katanya.
Sarbin juga meminta kepada penyuluh agama agar aktif menggunakan media sosial pribadi untuk mengunggah tugas pokok dan fungsinya secara rutin, sehingga masyarakat paham dan membawa manfaat bagi banyak orang.
Mantan Kakanwil Kemenag Maluku Utara ini juga mengingatkan penyuluh agama untuk menggunakan media sosial secara bijak, menyebarkan kebaikan, inspirasi dan edukasi yang sejuk kepada umat.
"Silahkan update status di media sosial pribadi masing-masing dengan bahasaa yang mendidik, penuh inspirasi dan sejuk. Mengajak orang kepada kebaikan serta mempublikasikan secara rutin kegiatan bapak dan ibu sebagai penyuluh agama," ajaknya.
"Saya minta semua penyuluh agama harus memiliki akun media sosial, seperti facebook, twitter, youtube, dan lain-lain sebagai media atau sarana syiar agama dan mengekspose semua kegiatan penyuluhan kita agar umat dan masyarakat paham pekerjaan kita sehari-hari," ungkap Kakanwil di Manado, Senin.
Dia menjelaskan perkembangan teknologi lajunya informasi tidak bisa dibendung oleh siapapun. Di satu sisi, perkembangan teknologi informasi tersebut memberikan dampak positif, seperti sebagai sarana atau media komunikasi yang cepat, efektif dan mempermudah kehidupan manusia. Namun, ada juga dampak negatif bila teknologi informasi tersebut disalahgunakan.
Kakanwil mengatakan banyak pekerjaan dan profesi menjadi terbantu dengan adanya perkembangan teknologi informasi, termasuk penggunaan media sosial sebagai media atau sarana penyampaian informasi dan komunikasi.
"Oleh karena itu, kita semua, termasuk para penyuluh agama dituntut untuk mampu menyesuaikan diri dengan perkembangan teknologi informasi yang sedang terjadi," katanya.
Kakanwil menambahkan bahwa selama ini eksistensi profesi penyuluh agama belum dikenal luas oleh masyarakat, karena itu penyuluh agama tidak boleh terpaku lagi pada cara berdakwah secara konvensional dari atas mimbar.
"Ketika bapak dan ibu berdakwah di atas mimbar, hanya orang di sekitar mimbar yang mendengarkan. Tetapi, ketika mampu beradaptasi dan berdakwah lewat media sosial, ratusan, bahkan ribuan orang yang akan mendengarkan dan itu berdampak luas," katanya.
Sarbin juga meminta kepada penyuluh agama agar aktif menggunakan media sosial pribadi untuk mengunggah tugas pokok dan fungsinya secara rutin, sehingga masyarakat paham dan membawa manfaat bagi banyak orang.
Mantan Kakanwil Kemenag Maluku Utara ini juga mengingatkan penyuluh agama untuk menggunakan media sosial secara bijak, menyebarkan kebaikan, inspirasi dan edukasi yang sejuk kepada umat.
"Silahkan update status di media sosial pribadi masing-masing dengan bahasaa yang mendidik, penuh inspirasi dan sejuk. Mengajak orang kepada kebaikan serta mempublikasikan secara rutin kegiatan bapak dan ibu sebagai penyuluh agama," ajaknya.