Manado, 7/4 (AntaraSulut) - Tiongkok merupakan pasar utama ekspor sabut kelapa asal Provinsi Sulawesi Utara karena volume pengiriman ke negara tersebut cukup banyak.

"Sabut kelapa yang diekspor ke Tiongkok selain dalam jumlah yang banyak juga rutin dilakukan," kata Sekretaris Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi Sulut Darwin Muksin, di Manado, Selasa.

Darwin mengatakan pada awal April 2015 sabut kelapa yang diekspor ke Tiongkok mencapai 142 ton dengan sumbangan devisa untuk negara sebesar 26.680 dolar Amerika Serikat.

Dia mengatakan sabut kelapa tersebut dijadikan jok mobil oleh industri di Tiongkok dan keperluan lainnya.

"Oleh karena itu, diharapkan petani dan pengekspor Sulut dapat memanfaatkan peluang ini, karena dapat meningkatkan nilai tambah," jelasnya.

Bahan baku sabut kelapa melimpah di Sulut, katanya, namun tidak dimanfaatkan dan hanya dibiarkan begitu saja, ternyata memiliki nilai jual yang tinggi.

"Dulu gonofu (sabut kelapa) hanya dibuang sekarang kami beli, mudah-mudahan ekspor sabut kelapa memberi kemajuan ekonomi daerah," katanya.

Biasanya sabut kelapa hanya dibuang percuma oleh masyarakat ataupun dijadikan bahan bakar rumah tangga. Pedagang membeli sabut kelapa dengan harga sangat rendah.

Sabut merupakan bagian mesokarp (selimut) kelapa, berupa serat-serat kasar. Sabut biasanya menjadi limbah yang hanya ditumpuk di bawah tegakan tanaman kelapa lalu dibiarkan membusuk atau kering. Pemanfaatannya paling banyak hanyalah untuk kayu bakar," jelasnya.

Secara tradisional, masyarakat telah mengolah sabut untuk dijadikan tali dan dianyam menjadi keset. Padahal sabut masih memiliki nilai ekonomis cukup baik.

Sabut kelapa diolah menghasilkan serat sabut (cocofibre) dan serbuk sabut (cococoir). Namun produk inti dari sabut adalah serat sabut.***3***



(T.KR-NCY/B/B015/B015) 07-04-2015 17:58:56

Pewarta : Oleh Nancy Lynda Tigauw
Editor :
Copyright © ANTARA 2024