ABUJA, March  31 (Antara/AFP) - Nigeria's Goodluck Jonathan on Tuesday publicly conceded defeat in the presidential election to Muhammadu Buhari, expressing his gratitude for the opportunity to lead the nation.

"I thank all Nigerians once again for the great opportunity I was given to lead this country and assure you that I will continue to do my best at the helm of national affairs until the end of my tenure," he said in a statement.

"I have conveyed my personal best wishes to General Muhammadu Buhari."   Jonathan's public admission of defeat in the nail-biting election came more than six hours after he rang Buhari to concede, earning him widespread praise for statesmanship.

Official final results are yet to be announced but Buhari ended the race some 2.5 million votes ahead, marking the first democratic transfer of power in Nigeria's history.

Jonathan and Buhari last week signed a non-violence pact, seeking to avoid a repeat of  previous elections which were marred by deadly post-poll clashes between rival supporters, exacerbated by ethnic and religious tensions.

"I promised the country free and fair elections. I have kept my word," added Jonathan, 57, urging disputes over the results to be settled in court rather than on the street.

"Nobody's ambition is worth the blood of any Nigerian. The unity, stability and progress of our dear country is more important than anything else," he said.

Wild celebrations at 72-year-old Buhari's victory broke out at the headquarters of his All Progressives Congress (APC) in Abuja and in cities across the Muslim-majority north.

But Jonathan said there should not be despair in his Peoples Democratic Party (PDP), which has governed Nigeria for all 16 years since military rule ended in 1999.

"Today, the PDP should be celebrating rather than mourning. We have established a legacy of democratic freedom, transparency, economic growth and free and fair elections," he added.


GOODLUCK JONATHAN UMUMKAN KEKALAHAN DALAM PILPRES DI NIGERIA

         Abuja, 31/3 (Antara/AFP/Reuters) - Presiden Nigeria Goodluck Jonathan pada Selasa mengumumkan kekalahannya dalam pemilihan presiden dari Muhammadu Buhari, dan menyampaikan ucapan terima kasih atas peluang untuk memimpin negara itu.

        "Saya mengucapkan terima kasih kepada seluruh warga negara Nigeria sekali lagi atas peluang besar yang diberikan untuk memimpin negeri ini dan menjamin Anda bahwa saya akan terus melakukan yang terbaik dalam urusan nasional sampai akhir masa tugas saya," kata dia dalam satu pernyataan.

        "Saya telah menyampaikan ucapan pribadi saya kepada Jenderal Muhammadu Buhari."
   Pengumuman pengakuan Jonathan atas kekalahan dalam pemilihan tersebut dikeluarkan lebih enam jam setelah ia menelepon Buhari mengakui kekalahannya, dengan memperoleh pujian luas atas kenegarawanannya.

        Kendati hasil akhir resmi masih harus diumumkan, Buhari unggul sebanyak 2,5 juta suara atas Jonathan, menandai peralihan kekuasaan dalam sejarah Nigeria.

        Jonathan dan Buhari pekan lalu menandatangani pakta tanpa kekerasan, berusaha menghindari terulangnya pemilihan-pemilihan sebelumnya yang dikotori oleh bentrokan-bentrokan mematikan pasca pemilihan antara para pendukung mereka. Ketegangan-ketegangan etnis dan agama pun merebak saat itu.

        "Saya menjanjikan kepada negeri ini pemilihan bebas dan adil. Saya pegang kata-kata saya," ujar Jonathan, 57 tahun. Ia mendesak agar perselisihan mengenai hasil-hasil pemilihan diselesaikan di pengadilan daripada di jalan.

        "Jangan sampai gara-gara ambisi seseorang terjadi pertumpahan darah warga Nigeria. Persatuan, stabilitas dan kemajuan negeri kita tercinta lebih penting daripada yang lainnya," kata dia.

        Acara-acara diadakan untuk merayakan kemenangan Buhari, 72 tahun, di kantor-kantor All Progressives Congress (APC) --yang dipimpinnya-- di Abuja dan kota-kota di wilayah bagian utara Nigeria.

        Tetapi Jonathan menyatakan partainya Peoples Democratic Party (PDP)  hendaknya tidak berduka. Partai itu telah memerintah Nigeria selama 16 tahun sejak kekuasaan militer berakhir pada 1999.

        "Hari ini, PDP hendaknya merayakan daripada berduka. Kita telah mendirikan warisan kebebasan, transparansi, pertumbuhan ekonomi dan pemilihan bebasn dan adil," kata dia.

        Pada bagian lainnya, Presiden Jonathan mendesak para pendukungnya untuk mengikuti "proses hukum" untuk menyalurkan frustrasi atas kekalahan dalam pemilihan, dalam upaya menyiram air dingin atas kemungkinan kekerasan pasca pemilihan presiden itu.

        Mantan Jenderal Angkatan Darat Buhari berkuasa antara 1983 dan 1985, setelah merebut kekuasaan dalam kudeta. Buhari, yang tergusur dalam perebutan kekuasaan militer pimpinan Jenderal Ibrahim Babangida pada Agustus 1985, menyatakan dia mengikuti cara-cara demokratis dan sejak itu mencalonkan diri dan kalah dalam beberapa pemilihan umum sebelumnya.

        Lima tahun masa kepresidenan Jonathan di negara paling banyak penduduknya dan ekonomi terbesar di Afrika telah dilanda oleh skandal korupsi dan pemberontakan Boko Haram. PDP Jonathan telah memerintah Nigeria sejak berakhirnya kekuasaan militer tahun 1999.

        Pemilihan presiden itu, yang terganggu masalah teknis dan pembunuhan lebih 10 pemberi suara oleh militan Boko Haram di bagian timur laut Nigeria, telah berjalan paling lancar dan paling teratur dalam sejarah negara itu -- satu faktor yang tampaknya telah memberikan kontribusi bagi hasilnya.



Pewarta :
Editor : Guido Merung
Copyright © ANTARA 2024