Manado (ANTARA) - Produktivitas komoditi cabai di Kabupaten Bolaang Mongondow Utara (Bolmut), Provinsi Sulawesi Utara (Sulut) mencapai sekitar 67 persen di tahun 2024.
"Implementasi demplot di Desa Binuanga Kecamatan Bolangitang Timur tersebut mampu mencapai produktivitas hasil sebesar 170 Kilogram (Kg), dari sebelumnya hanya berkisar antara 80-120 Kg per Hektare (Ha)," kata Kepala Desa Binuanga Agus, di Bolmut, Selasa.
Dia mengatakan pihaknya mengapresiasi demplot Pupuk Kaltim dan menilai dapat menjadi motivasi bagi para petani untuk pengembangan komoditas cabai, yang merupakan hasil pertanian andalan masyarakat.
Hal ini, katanya,melihat peningkatan produksi dengan kualitas yang lebih baik dari sebelumnya, sehingga petani diharap mampu menerapkan implementasi serupa di seluruh lahan pertanian untuk hasil yang lebih maksimal.
"Kami berharap petani bisa menerapkan tata kelola demplot di seluruh kawasan pertanian, dengan menggunakan produk Pupuk Kaltim. Apalagi dari panen ini, kita bisa melihat langsung hasil yang jauh lebih produktif dan maksimal," kata Agus.
Salah satu petani cabai Desa Binuanga, Tandir Olii, pun menyebut demplot Pupuk Kaltim menjadi jawaban untuk peningkatan produktivitas dan hasil pertanian, dengan pembuktian langsung kualitas produk yang didukung penerapan pola pemupukan secara benar.
Dirinya pun memastikan untuk menindaklanjuti tata kelola lahan dan pemupukan seperti demplot yang dilaksanakan, agar tanaman cabai miliknya mampu mencapai hasil yang lebih signifikan.
“Kombinasi Ecofert dan NPK Pelangi 16-16-16 membuat cabai saya lebih banyak berbuah dengan kualitas yang baik. Terima kasih Pupuk Kaltim, demplot ini sangat bermanfaat dalam mendorong produktivitas pertanian yang kami kelola," kata Tandir Olii.
Program pendampingan petani dalam mendorong produktivitas tanaman dan hasil pertanian masyarakat kembali berhasil dilaksanakan PT Pupuk Kalimantan Timur (Pupuk Kaltim), ditandai panen Demonstration Plot (Demplot) komoditas cabai di kabupaten itu.
Marketing Business Partner Korporasi Pupuk Kaltim Indah Febrianty mengatakan demplot kali ini disasar untuk memacu produktivitas hortikultura yang merupakan komoditas andalan di Bolaang Mongondow Utara, sekaligus bentuk dukungan Pupuk Kaltim dalam memaksimalkan potensi pertanian agar semakin berdampak terhadap kesejahteraan petani, melalui penerapan pola pemupukan berimbang menggunakan produk berkualitas dan ramah lingkungan.
"Dari demplot kali ini, kita bisa melihat peningkatan produktivitas mencapai 67 persen dari sebelumnya. Ini membuktikan hasil bisa dicapai maksimal jika lahan pertanian dengan pola pemupukan dilakukan secara tepat dan berimbang," kata Indah.
Dijelaskan Indah, demplot kali ini menggunakan pupuk NPK Pelangi 16-16-16, serta pupuk hayati Ecofert yang sengaja diproduksi Pupuk Kaltim untuk meningkatkan daya dukung lahan pertanian.
Pupuk ini pun dirancang mampu menyesuaikan dengan berbagai karakteristik lahan dan tanaman, baik komoditas pangan maupun hortikultura.
Hal ini pun diharap mampu menginspirasi petani setempat, agar ke depannya dapat diterapkan secara merata di seluruh kawasan pertanian yang ada. Dimana hasil demplot cabai ini pun semakin membuktikan kualitas NPK Pelangi sangat cocok mendorong produktivitas tanaman, serta bisa menjadi momentum petani khususnya di Sulawesi Utara untuk meningkatkan daya saing hasil komoditas dalam mewujudkan ketahanan pangan nasional.
"Sasaran inilah yang ingin dicapai Pupuk Kaltim melalui pelaksanaan demplot komoditas, agar sektor pertanian semakin berdaya saing dan bertumbuh dengan hasil yang makin berdampak terhadap kesejahteraan petani," lanjut Indah.
"Implementasi demplot di Desa Binuanga Kecamatan Bolangitang Timur tersebut mampu mencapai produktivitas hasil sebesar 170 Kilogram (Kg), dari sebelumnya hanya berkisar antara 80-120 Kg per Hektare (Ha)," kata Kepala Desa Binuanga Agus, di Bolmut, Selasa.
Dia mengatakan pihaknya mengapresiasi demplot Pupuk Kaltim dan menilai dapat menjadi motivasi bagi para petani untuk pengembangan komoditas cabai, yang merupakan hasil pertanian andalan masyarakat.
Hal ini, katanya,melihat peningkatan produksi dengan kualitas yang lebih baik dari sebelumnya, sehingga petani diharap mampu menerapkan implementasi serupa di seluruh lahan pertanian untuk hasil yang lebih maksimal.
"Kami berharap petani bisa menerapkan tata kelola demplot di seluruh kawasan pertanian, dengan menggunakan produk Pupuk Kaltim. Apalagi dari panen ini, kita bisa melihat langsung hasil yang jauh lebih produktif dan maksimal," kata Agus.
Salah satu petani cabai Desa Binuanga, Tandir Olii, pun menyebut demplot Pupuk Kaltim menjadi jawaban untuk peningkatan produktivitas dan hasil pertanian, dengan pembuktian langsung kualitas produk yang didukung penerapan pola pemupukan secara benar.
Dirinya pun memastikan untuk menindaklanjuti tata kelola lahan dan pemupukan seperti demplot yang dilaksanakan, agar tanaman cabai miliknya mampu mencapai hasil yang lebih signifikan.
“Kombinasi Ecofert dan NPK Pelangi 16-16-16 membuat cabai saya lebih banyak berbuah dengan kualitas yang baik. Terima kasih Pupuk Kaltim, demplot ini sangat bermanfaat dalam mendorong produktivitas pertanian yang kami kelola," kata Tandir Olii.
Program pendampingan petani dalam mendorong produktivitas tanaman dan hasil pertanian masyarakat kembali berhasil dilaksanakan PT Pupuk Kalimantan Timur (Pupuk Kaltim), ditandai panen Demonstration Plot (Demplot) komoditas cabai di kabupaten itu.
Marketing Business Partner Korporasi Pupuk Kaltim Indah Febrianty mengatakan demplot kali ini disasar untuk memacu produktivitas hortikultura yang merupakan komoditas andalan di Bolaang Mongondow Utara, sekaligus bentuk dukungan Pupuk Kaltim dalam memaksimalkan potensi pertanian agar semakin berdampak terhadap kesejahteraan petani, melalui penerapan pola pemupukan berimbang menggunakan produk berkualitas dan ramah lingkungan.
"Dari demplot kali ini, kita bisa melihat peningkatan produktivitas mencapai 67 persen dari sebelumnya. Ini membuktikan hasil bisa dicapai maksimal jika lahan pertanian dengan pola pemupukan dilakukan secara tepat dan berimbang," kata Indah.
Dijelaskan Indah, demplot kali ini menggunakan pupuk NPK Pelangi 16-16-16, serta pupuk hayati Ecofert yang sengaja diproduksi Pupuk Kaltim untuk meningkatkan daya dukung lahan pertanian.
Pupuk ini pun dirancang mampu menyesuaikan dengan berbagai karakteristik lahan dan tanaman, baik komoditas pangan maupun hortikultura.
Hal ini pun diharap mampu menginspirasi petani setempat, agar ke depannya dapat diterapkan secara merata di seluruh kawasan pertanian yang ada. Dimana hasil demplot cabai ini pun semakin membuktikan kualitas NPK Pelangi sangat cocok mendorong produktivitas tanaman, serta bisa menjadi momentum petani khususnya di Sulawesi Utara untuk meningkatkan daya saing hasil komoditas dalam mewujudkan ketahanan pangan nasional.
"Sasaran inilah yang ingin dicapai Pupuk Kaltim melalui pelaksanaan demplot komoditas, agar sektor pertanian semakin berdaya saing dan bertumbuh dengan hasil yang makin berdampak terhadap kesejahteraan petani," lanjut Indah.