Manado (ANTARA) - Kepala Kantor Wilayah Kementerian Agama Sulawesi Utara H Sarbin Sehe mengatakan peringatan Isra Mikraj untuk membangun kehidupan beragama.

"Rekaman perjalanan Nabi Muhammad SAW dalam peristiwa Isra Mikraj setiap tahun umat Islam memperingati, paling kurang dua hal yang dijadikan sebagai pelajaran penting dalam pembangunan kehidupan beragama," kata Sarbin, di Manado, Kamis.

Dia mengatakan pertama, penguatan Keimanan dan Ketakwaan, dikisahkan langkah demi langkah Rasulullah SAW dalam melewati berbagai dimensi, mulai dari persiapan, pemberangkatan hingga kembali lagi ke Bumi, termasuk soal debat secara fisik perjalanan Isra Mikraj.

Dalam perspektif iman dan takwa tentu sudah selesai sebagaimana dicontoh oleh sahabat Rasulullah SAW yang dikenal dalam sejarah Abubakar RA. Peristiwa Isra Mikraj adalah peristiwa di luar logika normal, melainkan soal keimanan.

Oleh karena itu peristiwa Isra Mikraj Rasulullah SAW adalah peristiwa penguatan keimanan dan ketakwaan kepada Allah SWT, sebagaimana didapatkan dari nilai-nilai ibadah shalat.

Ibadah shalat adalah cerminan interaksi dinamis bagi seorang hamba dengan Sang Pencipta Allah SWT. Peristiwa Isra Mikraj adalah menggambarkan pertemuan Nabi Muhammad SAW dengan Allah SWT yang berlangsung di Sidratul Muntaha.

Jadi peristiwa Isra Mikraj adalah penguatan iman dan takwa kepada Allah SWT.

Ibadah Shalat adalah media komunikasi Allah dengan hamba-Nya, bahkan disebutkan bahwa shalat itu adalah mikrajnya orang mukmin.

Dalam kondisi darurat pun, ada beberapa penyesuaian dalam fikih yang berkaitan dengan shalat.

Hal ini menunjukkan bahwa tidak ada alasan untuk meninggalkan shalat 5 waktu, peristiwa Isra Mikraj adalah menjadi pelajaran penting bagi umat Islam memperbaiki ibadah shalat 5 waktu sehari semalam.

Peristiwa Isra Mikraj adalah mengingatkan bahwa umat Islam harus mengutamakan shalat.



 

Pewarta : Nancy Lynda Tigauw
Editor : Hence Paat
Copyright © ANTARA 2024