Bengkulu, (AntaraSulut) - The ASEAN-Japan Youth Forum (AJYF) yang mengangkat tema "The Role of Youth on Strengthening ASEAN-Japan Partnership toward ASEAN Community 2015" berlangsung 5-7 Maret 2015 di Bengkulu. 

Dalam kegiatan ini, 100 pemuda berprestasi berusia 18 hingga 25 tahun dari negara ASEAN dan Jepang akan saling berbagi pengalaman, pikiran, serta pemahaman bagaimana membangun dan memanfaatkan kerja sama antara ASEAN – Jepang yang terjalin selama ini.
 
Acara pembukaan ASEAN-Japan Youth Forum 2015 dipusatkan di Hotel Santika, Bengkulu yang dibuka oleh Gubernur Bengkulu Junaidi Hamsyah S.Ag.MPd. Selain itu, hadir pula perwakilan dari berbagai pihak dari lembaga pemerintah baik nasional maupun internasional.
 
Kegiatan ini akan diikuti oleh 100 peserta yang lolos seleksi dari negara (Brunei Darussalam, Kamboja, Indonesia, Laos, Malaysia, Jepang, Myanmar, Filipina, Singapura, Thailand, dan Vietnam). Ke-100 peserta itu sebelumnya bersaing dengan 1.186 pemuda yang mendaftar dari berbagai negara ASEAN –Japan. 

Pendaftaran dilakukan selama 2 bulan melalui sistem online. Peserta harus memenuhi kualifikasi antara lain kualifikasi uisa dari 17-25 tahun, seperti kemampuan berkomunikasi dalam Bahasa Inggris yang kuat, membuat essai mengenai kerja sama ASEAN dan Jepang, serta dapat bekerja sama dalam tim dengan latar belakang budaya yang bervariasi.
 
Seluruh peserta akan mengikuti serangkaian kegiatan seperti forum sharing, presentasi pemuda pada masing-masing negara, diskusi fokus kelompok, diskusi kerja kelompok, serta adanya field trip ke sekitar daerah Bengkulu pada hari terakhir dari acara ini.
 
AJYF 2015 diorganisir oleh Indonesia Student & Youth Forum (ISYF) berkolaborasi bersama Pemerintah Provinsi Bengkulu, Kementerian Luar Negeri Indonesia, Sekretariat ASEAN, Japan Foundation, Kedutaan Besar Jepang, dan ASIA Center.
 
Kegiatan yang pertama kali diadakan oleh antarorganisasi kepemudaan ASEAN dan Jepang tersebut memiliki tujuan untuk memperkuat orientasi ke depan kerja sama pemuda dari negara-negara ASEAN dan Jepang dalam menghadapi Masyarakat ASEAN serta mensosialisasikan pemahaman mengenai Masyarakat ASEAN 2015.
 
Hubungan kemitraan (partnership) antara negara ASEAN dan Jepang dipandang terlalu terpusat pada level elite dan kurang akan sosialisasi pada akar rumputnya, terutama kurangnya jumlah pemuda yang ikut berpartisipasi dalam setiap partnership. Sedangkan pemuda merupakan kelompok strategis yang mampu menjadi katalisator dalam pembangunan yang berkelanjutan.
 
Peningkatan partisipasi pemuda untuk menjaga kelanjutan kerja sama ASEAN-Jepang menjadi penting mengingat jumlah pemuda yang tidak sedikit, serta tidak dapat dipungkiri bahwa para pemuda akan menjadi pemimpin masa depan. Merujuk data United Nation Youth World Report 2011, populasi pemuda berusia 15-24 tahun di kawasan Asia mencapai 754 juta orang dan 60% dari 633 juta penduduk ASEAN berusia di bawah 30 tahun.
 
Sementara itu, populasi pemuda Indonesia berusia 16-30 tahun  sebanyak 30% atau kurang lebih 66 juta dari total penduduk Indonesia.
 
Gubernur Bengkulu, Junaidi Hamsyah S.Ag.MPd, dalam sambutan pembukaan ASEAN-Japan Youth Forum 2015 di Bengkulu mengatakan, pada 2015 mulai diberlakukan ASEAN Community, di mana masyarakat yang berada di wilayah ASEAN memiliki satu visi, satu indentitas, dan satu komunitas.
 
Salah satu upaya untuk memperkuat hubungan antarnegara tersebut adalah dengan diadakannya Forum pemuda ASEAN-Jepang yang dihadiri oleh para pemuda dari negara-negara anggota ASEAN dan Jepang untuk berbagi pengalaman, pengetahuan, dan bertukar pikiran tentang cara untuk membangun dan memelihara kerja sama antarpemuda di wilayah ASEAN dan Jepang.
 
Junaidi melanjutkan, Bengkulu adalah sebuah provinsi yang mempunyai catatan sejarah perjuangan pendirian bangsa ini. Soekarno, proklamator dan presiden pertama Republik Indonesia pernah diasingkan di Bengkulu, ibu Fatmawati ibu negara pertama yang menjahit bendera merah putih adalah asli Bengkulu. Sehingga kesediaan Bengkulu sebagai tuan rumah penyelenggaran ASEAN-Japan Youth Forum bukanlah tanpa sebab. Provinsi Bengkulu ingin mencatatkan sejarah kembali sebagai saksi berkumpulnya para pemimpin muda yang berasal dari negara-negara ASEAN dan Jepang.
 
Dalam kesempatan yang sama,  Sultan Bachtiar Najamudin, Advisor ISYF menjelaskan, sudah waktunya pemuda Indonesia berperan aktif di kancah global. Pemuda perlu diberi wadah untuk bisa terlibat dengan adanya kegiatan yang mendorong keterlibatan kaum muda yang lebih besar dalam mendukung Komunitas ASEAN 2015 serta perlunya kita ingat bahwa pemuda adalah investasi terbaik yang dapat kita buat untuk masa depan ASEAN.
 
“Kegiatan ini sebagai upaya mendorong terjalinnya people-to-people contact, dan berorientasi pada People Centered khususnya di kalangan pemuda, sebagaimana diamanatkan oleh ASEAN Socio-Cultural Community (ASCC) Blueprint,” tuturnya.
 
Kamal Mamat selaku Head Education, Youth and Training Division ASEAN Secretariat menyambut baik prakarsa pemuda dalam kerja sama ASEAN. “Mustahil kerja sama ASEAN dapat langgeng tanpa dukungan dari kalangan pemuda. Jalinan komunikasi dan pertemanan yang terbina pada masa muda akan menjadi tali yang mempererat ikatan hubungan antarpemimpin di masa depan,” ujarnya.
 
Perwakilan dari Kedutaan Besar Jepang, Jun Takahashi menambahkan, saya berharap ASEAN Japan Youth Forum menjadi kesempatan besar bagi semua peserta untuk berbagi pandangan dan pengalaman yang akhirnya dapat membina persahabatan dengan sesama peserta ASEAN dan Jepang. "Pemerintah Jepang sangat mendukung forum ini sebagai wujud kerja sama strategis Jepang dan negara-negara ASEAN. Forum ini harus betul-betul dimaksimalkan oleh pemuda sebagai kesempatan untuk membangun kemitraan di antara mereka dalam berbagai bidang," ujarnya.
 
Peserta asal Ritsumeikan University, Jepang, Yusuke Ohkube berharap forum ini akan memperluas pengetahuan dia mengenai isu-isu internasional terutama dari ASEAN dan Jepang. "Terutama bagi kaum muda seperti kita. Saya berharap bisa menemukan jawabannya di forum ini mengingat banyak anak muda dari berbagai negara akan hadir dan berbagi pengetahuan dari perspektif yang berbeda. Ini akan menjadipengalaman yang sangat berharga bagi saya,” katanya.
 
  
 
Tentang ISYF
 
Forum Pelajar & Pemuda Indonesia atau Indonesia Student & Youth Forum (ISYF) berdiri atas dasar kesadaran dan kepedulian sekelompok pemuda untuk ikut terlibat aktif dalam pembangunan pemuda di Indonesia melalui penyadaran, pemberdayaan dan sumber daya pemuda. Lembaga ini lahir dari perjalanan sejarah yang panjang dan terukir monumental , karena lahir atas dorongan beberapa program diantaranya International Youth Forum 2008, International Youth Camp 2009, ASEAN University Student Forum 2009, Asia Africa Youth Forum 2010 dan Forum Pelajar Indonesia sejak tahun 2009. Program tersebut berhasil menyadarkan, memberdayakan dan mengembangan pemuda Indonesia yang professional dengan pengetahuan mendalam, keterampilan dan integritas, sehingga mampu berdaya saing di tingkat nasional dan global.
 
ISYF didirikan sebagai ruang bagi pemuda Indonesia, khususnya yang berusia 15-25 tahun untuk berpartisipasi aktif dalam berbagai program sesuai dengan potensi, hobi, pengetahuan, keterampilan dan cita-citanya. Program tersebut berpijak pada isu pendidikan, kesehatan, lingkungan, kebudayaan, kewirausahaan, dan wawasan kebangsaan. Lembaga ini hadir sebagai upaya dan bentuk partisipasi masyarakat dalam pembangunan pemuda di Indonesia.
 
 


Pewarta :
Editor : Guido Merung
Copyright © ANTARA 2024