New York, 5/3 (Antara/AFP) - Harga minyak AS berbalik naik (rebound) pada Rabu (Kamis pagi WIB), meskipun persediaan minyak mentah negara itu selama pekan lalu meningkat lebih besar dari perkiraan, mencapai rekor tertinggi baru.

Patokan AS, minyak mentah light sweet atau West Texas Intermediate (WTI) untuk pengiriman April, naik 1,01 dolar AS menjadi ditutup pada 51,53 dolar AS per barel di New York Mercantile Exchange.

Tetapi di London, minyak mentah Brent North Sea untuk pengiriman April, turun 47 sen menjadi 60,55 dolar AS per barel.

         Departemen Energi AS (DoE) mengatakan persediaan minyak mentah komersial melonjak sebesar 10,3 juta barel dalam pekan yang berakhir 27 Februari. Para analis yang disurvei oleh Bloomberg News telah memperkirakan kenaikan 3,8 juta barel.

         Persediaan minyak mentah AS telah mencetak rekor baru selama lima minggu berturut-turut.

         Namun, persediaan di Cushing, Oklahoma, yang berfungsi sebagai
titik acuan untuk pengiriman WTI, naik 500.000 barel menjadi 49,2 juta barel sesuai dengan perkiraan.

         Analia Frost & Sullivan, Carl Larry, mengatakan bahwa ketahanan WTI dalam menghadapi penumpukan lain stok besar minyak mentah menunjukkan bahwa "itu benar-benar nilai wajar". Dia mencatat
bahwa lembaga keuangan dan hedge funds telah masuk ke pasar dan melakukan pembelian.

         Larry juga menggarisbawahi bahwa pasar berada dalam periode musiman stok tinggi, karena kilang-kilang memasuki masa perawatan.

         Pasar minyak global telah kehilangan sekitar 50 persen nilainya sejak Juni tahun lalu, terbebani oleh tingginya pasokan dan ekspansi yang lambat dalam ekonomi global.

         Di Libya, National Oil Co. pada Rabu menyatakan "force majeure" untuk 11 ladang minyaknya setelah serangan oleh kelompok militan Islam, sebuah langkah hukum yang melindunginya dari tanggung jawab jika tidak mampu memenuhi kontrak untuk alasan di luar kendali.

         Militan Islam merebut ladang Al-Bahi dan Al-Mabrouk pada Selasa dan sedang menuju yang ketiga, di Al-Dahra, kata seorang juru bicara jasa keamanan industri minyak Libya.

         Di tengah pertempuran di negara Afrika Utara itu (Libya), salah satu anggota kartel produsen minyak OPEC, produksi minyak mentah hariannya telah berkurang dari setinggi hampir 1,5 juta barel menjadi 150.000 barel.

Pewarta :
Editor :
Copyright © ANTARA 2024