Singapura, 4/3 (Antara/AFP) - Harga minyak dunia bervariasi di perdagangan Asia pada Rabu, menjelang rilis laporan persediaan Amerika Serikat dan ketika para dealer mempertimbangkan meningkatnya kekerasan di produsen minyak mentah Libya, kata para analis.

Patokan AS, minyak mentah light sweet atau West Texas Intermediate (WTI) untuk pengiriman April, naik dua sen menjadi 50,54 dolar AS, sementara minyak mentah Brent untuk pengiriman April turun 29 sen menjadi 60,73 dolar AS dalam perdagangan sore.

Tetsu Emori, fund manager komoditas di Astmax Investments di Tokyo, mengatakan laporan resmi persediaan AS untuk minggu yang berakhir 27 Februari akan dirilis pada Rabu sore akan menunjukkan peningkatan dalam cadangan minyak mentah, mengindikasikan melemahnya permintaan di ekonomi terbesar dunia.

"Ini akan menjadi negatif untuk pemulihan harga," Emori mengatakan kepada AFP.

Stok minyak mentah kemungkinan naik 3,95 juta barel pada pekan lalu, menurut survei Bloomberg News.

Sementara secara keseluruhan cadangan saat ini berdiri di 434,1 juta barel, terbesar sejak awal kompilasi data persediaan resmi pada 1982, kata Bloomberg.

Emori mengatakan para dealer juga memantau kerusuhan di produsen minyak mentah Libya.

Militan Islam menguasai setidaknya dua ladang minyak di Libya tengah pada Selasa, juru bicara jasa keamanan industri minyak negara itu mengatakan kepada AFP.

Kekerasan dan pelambatan di terminal ekspor telah memaksa penutupan selama beberapa minggu terakhir di ladang Al-Bahi dan Al-Mabrouk, sekitar 310 mil (500 kilometer) di timur Tripoli.

Serangan terhadap lokasi itu pada Februari menewaskan 11 orang dan semua stafnya dievakuasi.

Libya telah dibanjiri dengan senjata sejak pemberontakan 2011 yang menggulingkan dan membunuh diktator Moamar Kadhafi, dan upaya melawan para milisi sejak pertempuran untuk mengendalikan kota-kota dan kekayaan minyak.

Pertempuran di negara Afrika Utara itu, anggota kartel produsen minyak OPEC, telah mengakibatkan produksi berkurang dari setinggi hampir 1,5 juta barel per hari menjadi 150.000 barel per hari, menurut analis.


Pewarta :
Editor :
Copyright © ANTARA 2024