Aden, Yaman, 19/2 (Antara/Xinhua-OANA) - Sebanyak enam personel militer tewas dan tiga lagi cedera ketika beberapa anggota suku yang bersenjata menyerang satu perusahaan minyak di Provinsi Hadramouth di Yaman Tenggara pada Rabu malam (18/2), kata seorang pejabat kepada Xinhua.
"Satu kelompok anggota suku yang bersenjata melancarkan serangan terhadap satu perusahaan minyak asing yang berpusat di Provinsi Hadhramouth, menewaskan sebanyak enam prajurit militer yang bertugas menjaga markas perusahaan itu," kata pejabat keamanan setempat yang tak ingin disebutkan jati dirinya.
"Anggota suku berusaha menduduki perusahaan minyak tersebut, tapi prajurit militer yang ditempatkan di sekitar gedung itu memukul mereka mundur setelah pertempuran singkat," kata sumber tersebut, sebagaimana dikutip Xinhua --yang dipantau Antara di Jakarta, Kamis.
Di Kota Pelabuhan Aden, beberapa pria bersenjata pendukung pemisahan diri pada Rabu bentrok dengan pasukan keamanan, melukai enam orang dan membuat satu kendaraan militer di sana terbakar.
Seorang pemimpin senior Gerakan Selatan, yang pro-pemisahan diri dan diidentifikasi sebagai Bagash Al-Aghbary menderita luka kritis selama baku-tembak singkat dengan pasukan keamanan di Aden, kata beberapa pegiat pemuda.
Pada 6 Februari, kelompok Syiah Al-Houthi mengumumkan tindakan sepihak untuk membubarkan parlemen Yaman dan membentuk dewan presiden untuk mengambil-alih tanggung-jawab. Namun tindakan itu ditolak oleh partai politik Yaman dan dicela oleh negara Arab di Teluk.
Situasi keamanan memburuk di Yaman pada Januari, ketika kelompok Al-Houthi merebut istana presiden di Ibu Kota Yaman, Sana'a, setelah bentrokan mematikan dengan pengawal presiden.
Presiden Abd-Rabbu Mansour Hadi dan Perdana Menteri Khaled Bahah mengajukan pengunduran diri pada 22 Januari.
Kelompok Al-Houhti, yang juga dikenal dengan nama Ansarullah, telah memperluas pengaruhnya ke arah selatan sejak ditandatanganinya kesepakatan perdamaian yang ditaja PBB dan kesepakatan pembagian kekuasaan pada 21 September 2014, setelah bentrokan mematikan.
"Satu kelompok anggota suku yang bersenjata melancarkan serangan terhadap satu perusahaan minyak asing yang berpusat di Provinsi Hadhramouth, menewaskan sebanyak enam prajurit militer yang bertugas menjaga markas perusahaan itu," kata pejabat keamanan setempat yang tak ingin disebutkan jati dirinya.
"Anggota suku berusaha menduduki perusahaan minyak tersebut, tapi prajurit militer yang ditempatkan di sekitar gedung itu memukul mereka mundur setelah pertempuran singkat," kata sumber tersebut, sebagaimana dikutip Xinhua --yang dipantau Antara di Jakarta, Kamis.
Di Kota Pelabuhan Aden, beberapa pria bersenjata pendukung pemisahan diri pada Rabu bentrok dengan pasukan keamanan, melukai enam orang dan membuat satu kendaraan militer di sana terbakar.
Seorang pemimpin senior Gerakan Selatan, yang pro-pemisahan diri dan diidentifikasi sebagai Bagash Al-Aghbary menderita luka kritis selama baku-tembak singkat dengan pasukan keamanan di Aden, kata beberapa pegiat pemuda.
Pada 6 Februari, kelompok Syiah Al-Houthi mengumumkan tindakan sepihak untuk membubarkan parlemen Yaman dan membentuk dewan presiden untuk mengambil-alih tanggung-jawab. Namun tindakan itu ditolak oleh partai politik Yaman dan dicela oleh negara Arab di Teluk.
Situasi keamanan memburuk di Yaman pada Januari, ketika kelompok Al-Houthi merebut istana presiden di Ibu Kota Yaman, Sana'a, setelah bentrokan mematikan dengan pengawal presiden.
Presiden Abd-Rabbu Mansour Hadi dan Perdana Menteri Khaled Bahah mengajukan pengunduran diri pada 22 Januari.
Kelompok Al-Houhti, yang juga dikenal dengan nama Ansarullah, telah memperluas pengaruhnya ke arah selatan sejak ditandatanganinya kesepakatan perdamaian yang ditaja PBB dan kesepakatan pembagian kekuasaan pada 21 September 2014, setelah bentrokan mematikan.