Manado, (ANTARA Sulut) - Kepala Bank Indonesia (BI) Perwakilan Sulawesi Utara (Sulut) Luctor Tapiheru mengatakan kredit bermasalah atau Non Performing Loan (NPL) sektor industri di bank perkreditan rakyat (BPR) daerah tersebut paling tinggi dibandingkan sektor lainnya.

"NPL sektor industri di BPR tercatat sebesar 28,38 persen pada Oktober 2014, meningkat tajam jika dibanding dengan periode yang sama tahun lalu hanya 4,30 persen," kata Luctor, di Manado, Selasa.

Luctor mengatakan, jika dibandingkan dengan bulan sebelumnya juga meningkat dari 21,76 persen menjadi 28,38 persen.

"NPL setinggi ini, akibat pengembalian kredit di sektor industri sangat kecil," jelasnya.

NPL gross sektor industri sebesar Rp616 juta atau naik332,67 persen jika dibandingkan dengan posisi yang sama tahun lalu hanya Rp142 juta.

Jika dibandingkan dengan bulan sebelumnya juga mengalami peningkatan sebesar 30,06 persen dari Rp474 juta pada September 2014 menjadi Rp616 juta di Oktober 2014.

Ia mengatakan, secara rasio NPL BPR di Sulut hingga Oktober 2014 sebesar 9,69 persen, jauh melebihi batas yang ditetapkan BI hanya lima persen.

"Oleh karena itu, kami terus mendorong agar kredit bermasalah BPR di Sulut terus ditekan," katanya.

BI mengimbau kepada BPR agar tetap hati-hati dalam penyaluran kredit, sehingga tidak mengalami kredit bermasalah yang cukup tinggi tersebut.

Secara sektoral, kata Dia, NPL BPR di Sulut hingga Oktober 2014 mencapai Rp66,09 miliar atau naik 13,75 persen dibandingkan dengan posisi yang sama tahun lalu hanya Rp58,11 miliar.

Pewarta :
Editor :
Copyright © ANTARA 2024