Manado, (ANTARA Sulut) - Konflik yang terjadi antara Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) dan Polri hingga kini belum menggangu kinerja investasi sektor finansial.

"Hingga kini investasi sektor finansial tetap berjalan normal, tidak ada ketakutan investor di sektor finansial, transaksi pun stabil," kata Direktur Utama PT BNI Securities, Ananta Wiyogo pada BUMN Marketeers Club di Manado, Selasa.

Ananta mengatakan, sepanjang konflik tersebut dalam rana hukum seperti yang sudah disampaikan Presiden Joko Widodo, maka dampaknya terhadap perekonomian tidak akan signifikan.

"Kecuali bila perseteruan ini terus digiring ke arena politik, kemungkinan dapat membawa dampak negatif terhadap perekonomian termasuk investasi keuangan jangka panjang," kata Ananta.

Tahun ini, kata Ananta ada delapan sektor yang dapat menjadi pilihan berinvestasi finansial jangka panjang, karena diprediksi memiliki potensi pertumbuhan cukup tinggi dan kuat.

"Kedelapan sektor tersebut yakni telekomunikasi, infrastruktur, semen, CPO, konsumsi, farmasi, unggas dan pakan ternak serta transportasi," kata Ananta.

Pengalihan dana penghematan subsidi bahan bakar minyak (BBM), kata Ananta, merupakan salah satu faktor pendorong beberapa sektor seperti infrastruktur, akan tumbuh cukup signifikan.

Sektor perbankan tidak masuk sebagai sektor berinvestasi potensial karena sektor perbankan erat kaitannya dengan kebijakan pemerintah dalam hal ini Otoritas Jasa Keuangan(OJK).

"Angka pertumbuhan perbankan baik penghimpunan dana, kredit, loan to deposit ratio dan lainnya sudah dipatok targetnya beberapa persen oleh pemerintah, jadi gainnya tidak terlalu besar, karena itu bukan menjadi program investasi jangka panjang yang menarik, " kata Ananta.

Pewarta : Oleh Nancy Lynda Tigauw
Editor :
Copyright © ANTARA 2024