Manado (ANTARA) - Sebanyak 30 narapidana di Lembaga Pemasyarakatan Kelas IIB Tahuna, Kabupaten Kepulauan Sangihe, Sulawesi Utara, mengikuti pendidikan kesetaraan paket A, B dan C.
Kepala Lapas Tahuna Suharno, ketika dihubungi dari Manado, Kamis, mengatakan, di Lapas tersebut mulai dilaksanakan pembukaan pembelajaran pendidikan kesetaraan kejar paket A, B dan C.
"Sekitar 30 warga binaan pemasyarakatan di Lapas Tahuna tersebut mengikuti pendidikan kesetaraan ini," katanya.
Pendidikan kejar paket A setara dengan sekolah dasar (SD), kejar paket B setara dengan sekolah menengah pertama (SMP), sedangkan kejar paket C setara sekolah menengah atas (SMA).
Menurut dia, dalam pelaksanaan pendidikan tersebut, pihaknya bekerja sama dengan Pusat Kegiatan Belajar Mengajar (PKBM) Pioner Tahuna.
Melalui pendidikan itu diharapkan, warga binaan mendapatkan ilmu dan pengetahuan untuk bisa dipakai saat bebas nanti.
"Nantinya setelah bebas, warga binaan tersebut dapat meningkatkan pendidikannya atau untuk mencari pekerjaan," katanya
Selain pendidikan kesetaraan, lanjut Suharno, Lapas Tahuna juga melaksanakan program berantas buta huruf.
Dalam kegiatan ini, tercatat delapan warga binaan mengikuti program tersebut, yang juga bekerja sama dengan PKBM Pioner.
"Melalui kegiatan ini, diharapkan warga binaan yang tadinya tidak bisa menulis dan membaca, sudah bisa menulis dan membaca," katanya.
Kepala Lapas Tahuna Suharno, ketika dihubungi dari Manado, Kamis, mengatakan, di Lapas tersebut mulai dilaksanakan pembukaan pembelajaran pendidikan kesetaraan kejar paket A, B dan C.
"Sekitar 30 warga binaan pemasyarakatan di Lapas Tahuna tersebut mengikuti pendidikan kesetaraan ini," katanya.
Pendidikan kejar paket A setara dengan sekolah dasar (SD), kejar paket B setara dengan sekolah menengah pertama (SMP), sedangkan kejar paket C setara sekolah menengah atas (SMA).
Menurut dia, dalam pelaksanaan pendidikan tersebut, pihaknya bekerja sama dengan Pusat Kegiatan Belajar Mengajar (PKBM) Pioner Tahuna.
Melalui pendidikan itu diharapkan, warga binaan mendapatkan ilmu dan pengetahuan untuk bisa dipakai saat bebas nanti.
"Nantinya setelah bebas, warga binaan tersebut dapat meningkatkan pendidikannya atau untuk mencari pekerjaan," katanya
Selain pendidikan kesetaraan, lanjut Suharno, Lapas Tahuna juga melaksanakan program berantas buta huruf.
Dalam kegiatan ini, tercatat delapan warga binaan mengikuti program tersebut, yang juga bekerja sama dengan PKBM Pioner.
"Melalui kegiatan ini, diharapkan warga binaan yang tadinya tidak bisa menulis dan membaca, sudah bisa menulis dan membaca," katanya.