Kabupaten Kepulauan Sitaro (ANTARA) - Badan Geologi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) mengizinkan pulang pengungsi Gunung Karangetang di Pulau Siau, Kabupaten Kepulauan Sitaro, Sulawesi Utara, setelah guguran lava cenderung menurun.
"Hal ini berdasarkan data hasil evaluasi aktivitas luncuran/guguran lava yang semakin menurun baik kejadian maupun jarak luncur ke semua lembah," kata Kepala Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) Hendra Gunawan dalam laporan evaluasi Gunung Karangetang yang dibagikan dalam grup percakapan di Manado, Kamis.
Hendra menyebutkan data seismisitas menunjukkan penurunan kejadian gempa guguran. Sejak 11 Agustus 2023 terekam gempa guguran sebanyak 55 kejadian yang sebelumnya terekam di atas 100 kejadian.
"Secara teknis aktivitas menunjukkan penurunan, sehingga masyarakat yang sebelumnya melakukan evakuasi bisa dikembalikan sementara ke hunian masing-masing," ujarnya.
Hendra mengatakan pada periode evaluasi aktivitas Gunung Karangetang tanggal 8 - 15 Agustus 2023, erupsi efusif pada kawah Utama (selatan) masih terjadi berupa leleran/luncuran lava pijar ke arah barat daya, selatan, dan tenggara.
Guguran ke selatan menuju Kali Batuawang sejauh 1.500 meter dan Kali Kahetang sejauh 1.850 meter, Kali Keting sejauh 2.100 meter, kadang-kadang guguran lava diikuti gumpalan asap kelabu.
Guguran lava mengarah ke barat daya masuk ke lembah Kali Batang, Kali Timbelang, dan Kali Beha Barat sejauh sekitar 1.000-1.500 meter dari kawah utama.
"Kondisi kawah Utara teramati asap kawah putih sedang tinggi maksimum sekitar 50 meter, pada malam hari masih tampak adanya api diam di tubuh kubah lava kawah utara, guguran selama periode ini tidak teramati," ujarnya.
Sebelumnya selama beberapa pekan warga beberapa dusun di Kelurahan Tatahadeng dan Kelurahan Tarorane, Kecamatan Siau Timur masih bertahan di pengungsian.
Pengungsi dari Kelurahan Tatahadeng sebanyak 17 Kepala Keluarga (KK) atau 49 jiwa, terdiri dari warga lansia (9 orang), dewasa (24 orang), anak-anak (13 orang) dan balita (tiga orang). Mereka diungsikan ke Gereja GMIST Tualage Ruata Basaha.
Sementara dari Kelurahan Tarorane sebanyak 22 KK atau 55 jiwa, terdiri dari lansia (tujuh orang), dewasa (37 orang), anak-anak (sembilan orang), dan balita (dua orang) yang diungsikan ke Gereja GMIST Bukit Zaitun Tampungan.
Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: Pengungsi Karangetang diizinkan pulang setelah guguran lava menurun
"Hal ini berdasarkan data hasil evaluasi aktivitas luncuran/guguran lava yang semakin menurun baik kejadian maupun jarak luncur ke semua lembah," kata Kepala Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) Hendra Gunawan dalam laporan evaluasi Gunung Karangetang yang dibagikan dalam grup percakapan di Manado, Kamis.
Hendra menyebutkan data seismisitas menunjukkan penurunan kejadian gempa guguran. Sejak 11 Agustus 2023 terekam gempa guguran sebanyak 55 kejadian yang sebelumnya terekam di atas 100 kejadian.
"Secara teknis aktivitas menunjukkan penurunan, sehingga masyarakat yang sebelumnya melakukan evakuasi bisa dikembalikan sementara ke hunian masing-masing," ujarnya.
Hendra mengatakan pada periode evaluasi aktivitas Gunung Karangetang tanggal 8 - 15 Agustus 2023, erupsi efusif pada kawah Utama (selatan) masih terjadi berupa leleran/luncuran lava pijar ke arah barat daya, selatan, dan tenggara.
Guguran ke selatan menuju Kali Batuawang sejauh 1.500 meter dan Kali Kahetang sejauh 1.850 meter, Kali Keting sejauh 2.100 meter, kadang-kadang guguran lava diikuti gumpalan asap kelabu.
Guguran lava mengarah ke barat daya masuk ke lembah Kali Batang, Kali Timbelang, dan Kali Beha Barat sejauh sekitar 1.000-1.500 meter dari kawah utama.
"Kondisi kawah Utara teramati asap kawah putih sedang tinggi maksimum sekitar 50 meter, pada malam hari masih tampak adanya api diam di tubuh kubah lava kawah utara, guguran selama periode ini tidak teramati," ujarnya.
Sebelumnya selama beberapa pekan warga beberapa dusun di Kelurahan Tatahadeng dan Kelurahan Tarorane, Kecamatan Siau Timur masih bertahan di pengungsian.
Pengungsi dari Kelurahan Tatahadeng sebanyak 17 Kepala Keluarga (KK) atau 49 jiwa, terdiri dari warga lansia (9 orang), dewasa (24 orang), anak-anak (13 orang) dan balita (tiga orang). Mereka diungsikan ke Gereja GMIST Tualage Ruata Basaha.
Sementara dari Kelurahan Tarorane sebanyak 22 KK atau 55 jiwa, terdiri dari lansia (tujuh orang), dewasa (37 orang), anak-anak (sembilan orang), dan balita (dua orang) yang diungsikan ke Gereja GMIST Bukit Zaitun Tampungan.
Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: Pengungsi Karangetang diizinkan pulang setelah guguran lava menurun