Manado (ANTARA) - Frekuensi kejadian gempa guguran Gunung Karangetang di Pulau Siau, Kabupaten Kepulauan Siau Tagulandang Biaro (Sitaro), Provinsi Sulawesi Utara, dalam beberapa hari belakangan cenderung menurun menurut petugas pos pengamatan gunung api.

"Beberapa hari belakangan ini memang mulai menurun. Kami terus melakukan pemantauan," kata Ketua Pos Pengamatan Gunung Api Karangetang Yudia P Tatipang di Manado, Selasa.

Pos Pengamatan Gunung Api Karangetang mencatat 196 kali gempa guguran pada 9 Agustus dan 107 kali gempa guguran pada 10 Agustus 2023.

Frekuensi kejadian gempa guguran Gunung Karangetang setelah itu berkurang menjadi di bawah 100 kali.

Pos Pengamatan Gunung Api Karangetang mencatat 32 kali gempa guguran pada 11 Agustus, 38 kali gempa guguran pada 12 Agustus, 56 kali gempa guguran pada 13 Agustus, dan 61 kali gempa guguran pada 14 Agustus 2023.

Meski frekuensi kejadian gempa guguran Gunung Karangetang sudah cenderung menurun, Yudia meminta warga yang bermukim di sekitar kali yang berhulu di puncak kawah gunung api itu tetap waspada.

Yudia menyampaikan bahwa selama periode pengamatan Selasa pukul 00.00 WITA hingga 06.00 WITA, guguran lava pijar masih meluncur dari kawah Gunung Karangetang, mengarah Kali Batang, Kali Timbelang, dan Kali Beha Barat dengan perkiraan jarak luncur 750 sampai 1000 meter.

Selama periode pengamatan itu, menurut dia, terekam 16 kali gempa guguran dengan amplitudo 10-20 milimeter selama 40-70 detik serta dua kali gempa fase banyak dengan amplitudo 10 milimeter selama 15 detik.

Selain itu, ia mengatakan, terjadi tremor menerus yang terekam memiliki amplitudo satu hingga tiga milimeter di Gunung Karangetang.

Yudia menyampaikan bahwa Gunung Karangetang yang mengalami erupsi efusif sejak awal Februari 2023 status aktivitasnya masih Siaga (Level III).

Pewarta : Karel Alexander Polakitan
Editor : Hence Paat
Copyright © ANTARA 2024