Denpasar, (AntaraSulut) - Sebanyak 105 hotel berbintang dan melati di Bali meraih penghargaan "Tri Hita Karana Award" karena dinilai telah mengimlementasikan konsep kearifan lokal masyarakat di Pulau Dewata itu.
"Pemberian penghargaan ini sesuai dengan hasil penilaian diri sendiri dan dikonfirmasi dengan hasil penilaian tim asesor," kata Ketua Yayasan Tri Hita Karana (THK) Award I Gusti Ngurah Wisnu Wardana di Gedung Ksirarnawa Taman Budaya Denpasar, Sabtu.
Tim asesor telah turun ke lapangan sejak Oktober 2014 untuk melakukan penilaian berdasarkan konsep THK yakni tiga harmonisasi hubungan manusia dengan alam, manusia dengan Tuhan dan sesama manusia.
Sebanyak 105 hotel tersebut terdiri atas 35 hotel berbintang lima, 22 hotel boutique, 28 hotel bintang empat, 15 hotel bintang satu, dua dan tiga serta lima hotel melati.
Selain perhotelan, sejumlah instansi juga ikut secara sukarela untuk dinilai yakni enam instansi pemerintahan termasuk rumah sakit dan yayasan, 12 sekolah tingkat SMP dan SMA dan lima perguruan tinggi.
Hasil penilaian terdiri atas beberapa kategori penghargaan seperti perunggu, perak, emas, emerald dan tertinggi yakni platinum yakni pihak yang mendapatkan emas tiga kali berturut-turut.
Selain penghargaan kepada hotel dan instansi, THK Award juga diberikan kepada pegawai hubungan masyarakat perhotelan atau "public relations" yang dinilai turut menyosialisasikan budaya Bali dan lingkungan kerja.
Meski penghargaan itu telah dilaksanakan sejak 14 tahun lalu dan konsep THK merupakan landasan pembangunan di Bali sejak tahun 1969, namun partisipasi perhotelan yang secara sukarela dalam penilaian THK itu masih tergolong rendah.
Padahal, di Bali tercatat ribuan hotel bahkan yang tercatat di PHRI sebayak 2.000 hotel namun baru 105 hotel yang ikut sukarela untuk dinilai.
Untuk itu ke depan Wisnu mengharapkan perhotelan di Pulau Dewata mengimplementasikan dan konsisten terhadap landasan filosofi THK tersebut.
Gubernur Bali Made Mangku Pastika, Bupati Badung Anak Agung Gde Agung serta sejumlah pelaku pariwisata di Bali turut menghadiri malam penganugerahan tersebut.
"Pemberian penghargaan ini sesuai dengan hasil penilaian diri sendiri dan dikonfirmasi dengan hasil penilaian tim asesor," kata Ketua Yayasan Tri Hita Karana (THK) Award I Gusti Ngurah Wisnu Wardana di Gedung Ksirarnawa Taman Budaya Denpasar, Sabtu.
Tim asesor telah turun ke lapangan sejak Oktober 2014 untuk melakukan penilaian berdasarkan konsep THK yakni tiga harmonisasi hubungan manusia dengan alam, manusia dengan Tuhan dan sesama manusia.
Sebanyak 105 hotel tersebut terdiri atas 35 hotel berbintang lima, 22 hotel boutique, 28 hotel bintang empat, 15 hotel bintang satu, dua dan tiga serta lima hotel melati.
Selain perhotelan, sejumlah instansi juga ikut secara sukarela untuk dinilai yakni enam instansi pemerintahan termasuk rumah sakit dan yayasan, 12 sekolah tingkat SMP dan SMA dan lima perguruan tinggi.
Hasil penilaian terdiri atas beberapa kategori penghargaan seperti perunggu, perak, emas, emerald dan tertinggi yakni platinum yakni pihak yang mendapatkan emas tiga kali berturut-turut.
Selain penghargaan kepada hotel dan instansi, THK Award juga diberikan kepada pegawai hubungan masyarakat perhotelan atau "public relations" yang dinilai turut menyosialisasikan budaya Bali dan lingkungan kerja.
Meski penghargaan itu telah dilaksanakan sejak 14 tahun lalu dan konsep THK merupakan landasan pembangunan di Bali sejak tahun 1969, namun partisipasi perhotelan yang secara sukarela dalam penilaian THK itu masih tergolong rendah.
Padahal, di Bali tercatat ribuan hotel bahkan yang tercatat di PHRI sebayak 2.000 hotel namun baru 105 hotel yang ikut sukarela untuk dinilai.
Untuk itu ke depan Wisnu mengharapkan perhotelan di Pulau Dewata mengimplementasikan dan konsisten terhadap landasan filosofi THK tersebut.
Gubernur Bali Made Mangku Pastika, Bupati Badung Anak Agung Gde Agung serta sejumlah pelaku pariwisata di Bali turut menghadiri malam penganugerahan tersebut.