Manado, 28/10 (AntaraSulut) - Tokoh pemuda Provinsi Sulawesi Utara (Sulut) Ivanry Matu mengatakan wirausaha muda adalah salah satu indikator majunya suatu bangsa dan negara.

"Jadilah pemuda yg berkarya nyata dalam semua bidang, lebih khusus membangun sektor wirausaha karena wirausaha adalah indikator majunya suatu bangsa," kata Ivanry, di Manado, Selasa.

Di Sulut harus ada kegiatan nyata dan pemuda harus menginspirasi semua pemuda baik di kota maupun desa, agar mengembangkan usahanya.

Pemuda, katanya, harus berani tampil beda apalagi memasuki Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) 2015 diharapkan para pemuda harus mengembangkan segala potensi daerah untuk membangun bangsa.

Salah satu potensi yang saat ini belum tergarap baik adalah lahan pertanian desa yang jika dikelola secara profesional dengan memanfaatkan sumber informasi dan teknologi seharusnya menjadi komoditi andalan dan dari sana akan lahir para pelaku agribisnis-agribisnis baik perorangan ataupun kelompok karena pada sektor pertanian terdapat jutaan produk turunan yang permintaan pasarnya sangat besar baik dalam dan luar negeri, tetapi sektor pertanian sepertinya kurang diminati apalagi masih banyak pemuda lulus sekolah yang menganggap pertanian adalah urusan orang tua.

Keengganan para pemuda desa untuk melirik sektor ini juga diakibatkan karena sektor ini masih dianggap sebelah mata bahkan sering diidentikkan dengan sektor miskin, padahal sektor pertanian terbukti salah sektor yang mampu bertahan pada waktu krisis ekonomi melanda bangsa Indonesia di tahun 1998, bahkan satu-satunya elemen ekonomi yang mampu menyumbang pertumbuhan ekonomi di waktu itu.

Dalam berbagai kesempatan sudah puluhan kali saya memotivasi para siswa ditingkat SMU/SMK, Universitas, Komunitas Organisasi pemuda dengan mengajak untuk berani melakukan aksi, mengubah paradigma berpikir, setelah lulus mencari pekerjaan harus ditransformasi ke setelah lulus harus menciptakan lapangan pekerjaan.

Mampu membuktikan bahwa anak desa pun bisa jadi pengusaha, antusiasme mereka karena ternyata sangat mungkin secara sederhana saya dapat dijadikan model dalam usia yg relatif masih muda telah dapat menciptakan lapangan pekerjaan dan mampu bersaing bisnis dalam kota dengan aroma kompetitif yang ibaratnya bisnis berada dalam samudera merah.

"Tetapi saya menyadari bahwa motivasi lewat seminar dan kuliah umum saja tidak cukup, peluang untuk melahirkan enterpreneurship sangat kecil, mungkin perlu ada `cuci otak` secara kontinyu dan konsisten untuk menggelorakan semangat berwirausaha, dan harus dilakukan sampai ke desa-desa, harus ada pelatihan dan pendidikan dengan sistem yang terkelola baik dan ini akan terlaksana dengan baik pula jika adanya peran pemerintah yang serius dengan membentuk wadah di tingkat desa yang dibuat secara khusus untuk memfasilitasinya," jelasnya.�

Pemerintah sudah semestinya berpikir bahwa sektor agribisnis yang profesional dengan melatih dan mendidik para pemuda-pemudi desa misalnya dengan membentuk kelompok-kelompok usaha (diwadahi dalam koperasi) yang diberi pelatihan teknik berwirausaha yang baik, dan pada prakteknya dilakukan pengawasan dan pembinaan dengan penerapan teknologi, informasi yang modern untuk menjadi pelaku usaha dalam bidang pertanian dengan profesional, pemerintah juga perlu memfasilitasi dengan akses pasar dan akses modal karena sejatinya ada tiga hal utama agar suatu usaha itu berjalan lancar yaitu selain akses knowledge, akses modal dan akses pasar juga penting.

"Kita berharap ketika para pemuda pemudi kampung membentuk suatu kelompok usaha yang telah dilatih, dimodali, dibina, diawasi dan pasar sudah tercipta dan mereka sudah merasakan hasil memperoleh keuntungan penghasilan yang memadai maka mereka akan berpikir panjang untuk melakukan hal-hal yang tidak ada untungnya, hal-hal yang negatif karena perhitungan untung rugi akan menjadi kecenderungan dalam menentukan pilihan, bahkan sangat mungkin mereka pada akhirnya akan berpikir menjadi petani dengan konsep agribisnis adalah suatu kebanggaan," jelasnya.***2***


Pewarta : Oleh Nancy Lynda Tigauw
Editor : Guido Merung
Copyright © ANTARA 2024