Manado (ANTARA) - Komisi IV DPRD Manado, memberikan sejumlah catatan terhadap laporan keterangan pertanggungjawaban (LKPJ) Wali Kota Manado 2022, di Dinas Kesehatan (Dinkes) Manado.
"Ada sejumlah catatan penting yang menjadi kami temukan dan menjadi perhatian, dari kinerja dinas kesehatan selama 2022 lalu dan perlu diperbaiki bahkan ditingkatkan,' kata ketua Komisi IV DPRD Manado, Lily Walandha, MBA, di Manado, Rabu.
Walanda menyebutkan, hal-hal tersebut fasilitas kesehatan (Faskes), yang sertifikat masih bermasalah. Banyak yang belum masuk di aset daerah sehingga belum bisa digunakan.
"Kemudian adalah masalah vaksin yang sudah kosong, dan tidak bervariasi. Padahal masih menjadi persyaratan di sejumlah sekolah, dan masih kosong, maka harus diadakan lagi tahun ini," katanya.
Masalah ketiga yang menjadi catatan penting adalah, soal demam berdarah yang masih terus terjadi. Hal tersebut terjadi, karena paradigma berpikir masyarakat yang masih terkungkung di hanya melakukan fooging atau pengasapan saja, padahal itu adalah hal yang salah.
Dia mengatakan, memang itu nantinya akan disampaikan kepada wali kota selaku kepala daerah, dalam paripurna bersama pemerintah.
Kadis Kesehatan Manado, dr. Steaphen Dandel (1)
Sementara itu, Kepala Dinas Kesehatan Manado, dr. Steaphen Dandel, mengakui memang vaksin masih menjadi masalah. Karena ternyata sekarang vaksin yang tersedia di masyarakat tidak lagi multi varian, hanyalah satu jenis, padahal dulunya ada beberapa seperti astrazaneca, fiser, moderna, namun yang ada sekarang hanya satu varian yaitu indofac. Karena yang sudah menggunakan tiga jenis vaksin tak bisa menggunakan indofac.
Karena itulah, maka menurutnya mereka terus berkonsultasi dengan Kementerian Kesehatan mempertanyakan hal tersebut. Sekaligus mencari solusi bagaimana dengan sekolah-sekolah termasuk kedinasan yang masih menggunakan vaksinasi sebagai persyaratan masuk sekolah.
Mengenai masalah demam berdarah, Dandel mengatakan, kondisi yang ada sekarang, pola pikir masyarakat yang salah tentang pengasapan. Karena selalu beranggapan itu adalah solusi.
"Padahal itu salah, karena yang benar tanggungjawab bersama, harus menjaga kebersihan. melakukan 4 M, jangan membunuh dengan pengasapan, karena membuat nyamuk resisten, ada yang mati, yang tersisa adalah kebal dan menjadi pembawa penyakit lainnya," katanya.
"Ada sejumlah catatan penting yang menjadi kami temukan dan menjadi perhatian, dari kinerja dinas kesehatan selama 2022 lalu dan perlu diperbaiki bahkan ditingkatkan,' kata ketua Komisi IV DPRD Manado, Lily Walandha, MBA, di Manado, Rabu.
Walanda menyebutkan, hal-hal tersebut fasilitas kesehatan (Faskes), yang sertifikat masih bermasalah. Banyak yang belum masuk di aset daerah sehingga belum bisa digunakan.
"Kemudian adalah masalah vaksin yang sudah kosong, dan tidak bervariasi. Padahal masih menjadi persyaratan di sejumlah sekolah, dan masih kosong, maka harus diadakan lagi tahun ini," katanya.
Masalah ketiga yang menjadi catatan penting adalah, soal demam berdarah yang masih terus terjadi. Hal tersebut terjadi, karena paradigma berpikir masyarakat yang masih terkungkung di hanya melakukan fooging atau pengasapan saja, padahal itu adalah hal yang salah.
Dia mengatakan, memang itu nantinya akan disampaikan kepada wali kota selaku kepala daerah, dalam paripurna bersama pemerintah.
Sementara itu, Kepala Dinas Kesehatan Manado, dr. Steaphen Dandel, mengakui memang vaksin masih menjadi masalah. Karena ternyata sekarang vaksin yang tersedia di masyarakat tidak lagi multi varian, hanyalah satu jenis, padahal dulunya ada beberapa seperti astrazaneca, fiser, moderna, namun yang ada sekarang hanya satu varian yaitu indofac. Karena yang sudah menggunakan tiga jenis vaksin tak bisa menggunakan indofac.
Karena itulah, maka menurutnya mereka terus berkonsultasi dengan Kementerian Kesehatan mempertanyakan hal tersebut. Sekaligus mencari solusi bagaimana dengan sekolah-sekolah termasuk kedinasan yang masih menggunakan vaksinasi sebagai persyaratan masuk sekolah.
Mengenai masalah demam berdarah, Dandel mengatakan, kondisi yang ada sekarang, pola pikir masyarakat yang salah tentang pengasapan. Karena selalu beranggapan itu adalah solusi.
"Padahal itu salah, karena yang benar tanggungjawab bersama, harus menjaga kebersihan. melakukan 4 M, jangan membunuh dengan pengasapan, karena membuat nyamuk resisten, ada yang mati, yang tersisa adalah kebal dan menjadi pembawa penyakit lainnya," katanya.