Manado, 15/10 (AntaraSulut) - Harga vanili di sentra perdagangan Kota Manado, Provinsi Sulawesi Utara (Sulut) tembus Rp300.000 per kilogram (kg) pada pertengahan bulan Oktober 2014 ini.

"Saat ini, harga vanili cukup mahal hingga Rp300.000 per kg," kata Sekretaris Dinas Perindustrian dan Perdagangan Sulut, Darwin Muksin, di Manado, Rabu.

Kenaikan harga vanili yang mencapai Rp300.000 per kg di akhir tahun 2014, merupakan angin segar bagi para petani untuk kembali aktif menekuni tanaman yang satu ini.

Harga vanili tahun 2013 sempat anjlok ke Rp 100.000/kg, namun mulai awal tahun ini telah naik menjadi Rp 300.000/kg kering,

Dikatakanya, meski harganya sudah cukup bagus, namun tampaknya petani khususnya di Sulut masih enggan untuk menaman vanili. Dan, selama ini para pengekspor berburu matadagangan tersebut ke beberapa daerah di Indonesia.

Produksi vanili diprediksi bakal meningkat pada tahun ini. Musim kemarau panjang yang melanda sebagian besar wilayah Jawa mengakibatkan hasil panenan menjadi meningkat.

Sebab, katanya, pada musim kemarau, proses penyerbukan yang dilakukan menjadi lebih mudah, jika dibandingkan pada saat musim penghujan.

Dia mengatakan produk vanili sangat berpotensi untuk diekspor karena banyak negara-negara di dunia yang meminatinya, namun di Sulut belum mampu memenuhi permintaan pasar internasional.

Secara nasional, vanili yang diekspor masih berbentuk polong kering. Aroma vanili banyak digunakan dalam industri makanan, minuman, farmasi dan kosmetika. Adapun negara-negara tujuan dari pemasaran vanili adalah Amerika, Jerman, Prancis, Belanda Jepang Malaysia dan Australia.

Ada tiga varian vanili yang menjadi andalan petani untuk dibudidayakan dan mengambil buahnya. Ketiga varietas vanili ini adalah planifolia, pompona, dan black tahiti.

Petani Indonesia dan Madagaskar lebih banyak membudidayakan varietas vanili planifolia.

Pewarta :
Editor :
Copyright © ANTARA 2024